83 (A FACT³)

854 95 49
                                    

"Berdoa saja. aku belum pernah dengar kesan buruk tentang Abraham Lincoln, semoga saja dia orang baik hanya saja kita datang terlalu mendadak, siapa yang tidak curiga jika kita bertamu di pagi buta seperti ini?" ujar Adolf,

"Uhmm ya, lagi-lagi kau benar, jika aku menjadi dia akupun pasti akan melakukan apa yang ia lakukan pada kita saat ini." sahut Dave membenarkan perkataan Adolf.

Tak lama pintu terbuka dan masuklah seseorang yang baru saja mereka bicarakan, Abraham Lincoln atau yang sebenarnya adalah Ferran.

Mike, Dave dan Adolf berdiri dari duduk mereka, Ferran berdiri dengan angkuhnya dihadapan mereka bertiga dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana, dalam hati Ferran merasa sedikit senang akhirnya setelah 10 tahun kini ia bisa kembali melihat wajah Mike dan Dave.

'Kalian tidak banyak berubah. apa kalian mengenali aku?' batin Ferran,

'Dia seperti Ferran, tapi-- Tuhan tolong beritahu aku jika dia kakak ku, dan buktikan pula jika memang bukan.' batin Mike,

'Aku merasa seperti tidak asing dengan wajah ini, tapi aku yakin belum pernah bertemu dengan dia sebelumnya.' batin Dave.

"Selamat pagi, Tuan." sapa Adolf, seketika semuanya menatap Adolf begitu juga dengan Ferran, kedua tangan Ferran yang berada dalam saku celana seketika mengepal tiba-tiba tatapan Ferran berubah tajam menatap Adolf.
Ferran tidak menjawab sapaan Adolf, Ferran justru memalingkan wajahnya lalu berdehem "ehem, jadi untuk apa kalian datang ke Mansion ku seperti ini?" tanya Ferran berusaha sebiasa mungkin meski sebenarnya ia sangat gugup karena terlalu senang dapat melihat Mike dan Dave.

Mike menghampiri Ferran, "Tuan, maafkan kami, tapi sungguh kami tidak ada niat mengganggu atau mengusik mu." ucap Mike,

"Kami kesini hanya untuk menjemput salah satu keluarga kami, kami resah karena dia tidak memberi kabar selama berada di sini." ucap Dave.

Ferran menoleh menatap Mike dan Dave bergantian, "siapa yang kalian cari?" tanya Ferran,

"Madam Bella, Arabella Zhetana R, apa dia ada disini?" jawab Adolf lalu diangguki oleh Mike dan Dave.

Ferran menghembuskan nafasnya perlahan seraya menahan amarah saat mendengar Adolf menyebutkan nama Olivia, andai ia tidak berada dalam permainan maka sudah dipastikan ia akan menghajar Adolf saat ini juga tapi tidak, Ferran tidak bisa melakukan itu karena ia sedang memainkan sebuah permainan dan Ferran akan bertingkah seolah ia tidak mengenal mereka.

"Ya, dia ada bersama ku." ucapan Ferran ini membuat Mike, Dave dan Adolf merasa lega tapi kemudian mereka semua terperangah saat Ferran kembali berkata "kami akan bertunangan."

"APA?!" Mike, Dave dan Adolf sontak berkata seperti itu bersamaan, mereka cukup Shock!

"Aku tidak akan meminta persetujuan kalian, bagaimana pun aku akan bertunangan dengan Bella." setelah mengucapkan itu Ferran pergi begitu saja, Mike segera mengejar Ferran tapi terlambat karena pintu sudah tertutup.

"Buka! Jangan karena kau berkuasa diwilayah ini kau bisa seenaknya! Jika dibandingkan dengan kami kau bukanlah siapa-siapa! Bajingan, buka!" ujar Mike dengan suara keras seraya menggedor-gedor pintu yang terbuat dari besi tersebut, Dave dan Adolf segera menghampiri Mike dan menarik Mike,

"BEDEBAH, BUKA PINTU NYA DAN HADAPI AKU! KAU TIDAK BISA BEGITU SAJA BERTUNANGAN DENGAN KAKAK IPAR KU, TIDAK BISA!" pekik Mike lagi lebih keras.

Dibalik pintu Ferran memejamkan matanya mendengar teriakan Mike, Ferran bersumpah ia akan balas dendam pada Olivia. Ferran sangat membenci pengkhianatan, Ferran tidak akan melepaskan Olivia, Ferran akan membuat Olivia terikat hubungan dengannya setelah itu ia akan membuat Olivia menderita.
Kedua mata Ferran terbuka dengan senyuman miring yang terlukis, "Mike, kau tidak akan bisa menyelamatkan kakak ipar mu. Bahkan kau lebih memilih dia dari pada aku, hem? Kalian semua akan menderita!" setelah mengatakan itu Ferran berjalan menjauhi gudang yang di dalamnya terdapat Mike, Dave dan Adolf.

OGL| SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang