82 (A FACT!²)

870 78 54
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Barcelona, Spanyol.

  Pria dengan kemeja tidak terkancing sedang menghisap rokok yang terselip diantara jari telunjuk dan jari tengah nya dengan tatapan lurus tajam pada wanita yang terduduk dengan selimut menutupi tubuhnya, wanita itu menangis menutup wajahnya dengan bantal.

Pria itu tersenyum miring lalu mematikan rokok nya di atas asbak kemudian ia berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri tempat tidur dimana wanita malang itu berada, "hey, berhenti menangis. Jangan bertingkah seolah kau ini gadis yang masih suci, heh." ucap Tony seraya menyentuh bahu wanita tersebut, ya pria itu adalah TONY!

Wanita tersebut berusaha menjauh tapi Tony langsung mencengkeram bahu wanita malang itu dan membuat nya menggeram kesakitan, Tony menarik rambut wanita itu hingga ia mendongak menatap Tony penuh air mata.

"Dasar wanita sialan! Berhenti menangis! Percuma kau menangis darah sekalipun aku tetap tidak akan mengasihani mu, dasar JALANG!" Tony membentak wanita itu dan mendorong kepalanya keras hingga terjerembab, beruntung masih berada diatas tempat tidur.

"Kau--kau kejam, Tony. Aku seperti ini karena mu, kau yang membuat ku seperti jalang." lirih wanita itu, Tony berdecak beberapa kali "ck ck ck, kau sendiri yang memintaku untuk melakukan nya!" Tony menarik lengan wanita tersebut hingga ia kembali terduduk, Tony mencengkeram rahang wanita itu dengan kuat hingga wanita itu kesulitan bernafas "Helena, jangan lupakan perbuatan mu, dasar wanita sialan!" desis Tony.

Helena? Ya, wanita itu adalah HELENA!

Tony melempar wajah Helena kesamping, Helena memegangi rahang nya yang terasa nyeri akibat cengkraman Tony barusan, "Meski tidak bisa aku pungkiri aku pun sangat berterimakasih pada mu karena kau mempermudah ku untuk menjauhkan Ferran dari Olivia tapi tetap saja dengan kau yang mengusik Olivia itu tidak bisa aku maafkan!"
Tony tertawa "aku menyesal datang tepat waktu, jika tahu kau akan membunuh sepupu ku itu maka aku pastikan aku akan datang terlambat saja."

"Kau biadab, Tony!" pekik Helena, Tony menghentikan tawanya lalu menarik rambut Helena dengan kasar, "kau fikir kau tidak, hem?"
Helena meringis tapi Tony malah semakin mencengkeram rambut Helena kuat-kuat, "kau melukai sepupu ku, kau berniat mendatangkan kematian untuk nya dengan alasan karena kau tidak ingin dia dimiliki siapapun, lalu setelah itu kau membuat isteri nya depresi, apa kau fikir kau baik hati?"

Helena meludah tepat mengenai wajah Tony, dengan emosi Tony menampar Helena sangat keras hingga suara tamparan nya terdengar disetiap penjuru kamar, telinga Helena berdenging sakit tapi Helena justru tertawa "setidaknya aku tidak mengkhianati siapapun. kau tahu? Aku fikir jika Ferran tahu kebenarannya maka kau yang akan ia bunuh, bukan aku." ucap Helena dengan santai nya dan diakhiri dengan ringisan karena Tony kembali menjambak rambut nya, "aku berjanji akan membuat mu menderita lebih dari ini hingga kematian adalah satu-satunya jalan terbaik untuk kau terima, tapi tidak, aku tidak akan memberikan kematian semudah itu untuk mu. Kau harus menderita dan mati secara perlahan, kau akan menyesal!" desis Tony tepat dihadapan wajah Helena lalu ia mendorong Helena dan pergi dari kamar tersebut.

OGL| SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang