Andorra
Olivia menggeliat dalam tidurnya ia membuka matanya perlahan, Olivia duduk kemudian menatap samping nya tapi tidak ada siapapun, 'dimana Ferran?' batin Olivia.
Olivia tiba-tiba merasa takut dan cemas, "Astaga, jangan cemas Oliv. Ferran ada bersama mu, mungkin dia sedang keluar jangan berfikiran aneh." Olivia mencoba untuk tenang meski sebenarnya ia panik, Olivia tidak boleh panik.
Berusaha tenang, Olivia justru semakin cemas banyak fikiran aneh di kepalanya ia takut Ferran pergi meninggalkan nya lagi, Olivia takut bahwa Ferran masih hidup itu hanyalah mimpi, "Tidak, itu bukan mimpi, Oliv. Aku tahu Ferran benar-benar masih hidup, itu nyata." ujar Olivia meyakinkan dirinya sendiri tiba-tiba ia merasa kepalanya sangat pusing, tubuh berkeringat padahal AC ruangan menyala dan nafasnya tersendat, tenggorokan Olivia pun terasa kering dan ia mulai merasa tubuhnya bergetar.
"Ku mohon, tidak lagi." Olivia mencengkeram kepalanya kencang seperti bisanya, uhmm sebenarnya Olivia sering mengalami ini, hal ini selalu ia rasakan jika ia cemas ditambah sudah beberapa hari Olivia tidak meminum obat itu lagi.
Olivia menggelengkan kepalanya kencang, "tidak, aku tidak boleh meminum obat penenang lagi, aku ingin sembuh. Aargh, sakit!!" Olivia sampai meneteskan air mata karena ini sangatlah menyakitkan, keringat semakin membanjiri tubuh Olivia dan nafas nya semakin sulit di kendalikan dan tenggorokan nya sangat kering.
Olivia turun dari tempat tidur lalu membuka laci dan mengambil toples yang berukuran sangat kecil dan terbuat dari kaca yang berisi tablet didalamnya, Olivia membuka nya dengan terburu-buru sampai toples itu terjatuh dan pecah semua isi nya berhamburan.
Olivia sudah tidak tahan ia sampai bersimpuh di lantai untuk meraih beberapa butir obat tersebut, tangan Olivia berhasil meraih tiga butir Olivia langsung menelan nya dengan bantuan segelas air yang berada di atas nakas.Olivia terdiam menyandarkan kepalanya pada pinggiran tempat tidur seraya memejamkan matanya, Olivia merasa nafasnya perlahan kembali normal meski tubuhnya masih bergetar.
"Maafkan Mommy, Ashley. Mommy ingin sembuh demi diri mu hanya saja, itu terlalu sakit dan Mommy benar-benar harus meminum nya lagi." gumam Olivia sendirian.
Apa yang Olivia minum? Obat penenang, Olivia sudah ketergantungan setiap kali ia merasa cemas maka dampaknya adalah ia akan mudah merasa pusing hebat, tenggorokan kering, berkeringat, tubuh bergetar dan nafas tersendat. Olivia tidak boleh terus menerus mengonsumsi obat tersebut apa lagi dengan dosis yang tidak jelas, perlahan itu akan membahayakan nyawanya. Olivia sudah tahu apa saja dampak nya jika ia mengonsumsi obat penenang tersebut hanya saja Olivia mengabaikan nya, Olivia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri jika kecemasan sudah hadir.
40 menit kemudian
Ferran masuk kedalam kamar ia tidak melihat Olivia dimanapun, saat ia lebih masuk ia baru melihat Olivia sedang terduduk di lantai dengan kepala bersandar pada pinggiran tempat tidur dan mata terpejam.
Ferran tersenyum lalu menghampiri Olivia, Ferran mengernyit saat melihat ada kaca pecah berantakan di lantai, disana terdapat beberapa butir obat, Ferran mengepalkan tangannya lalu ia berjongkok mengambil posisi untuk mengangkat Olivia lalu membaringkan Olivia diatas tempat tidur dengan hati-hati.Ferran menatap Olivia sesaat lalu beralih menatap butiran-butiran obat tersebut, "kau masih mengonsumsi nya?" tanya Ferran, tentu Olivia tidak akan menjawab karena Olivia dibawah pengaruh obat penenang maka dari itu Olivia akan tidur selama satu jam.
Ferran meraih ponsel nya lalu menghubungi seseorang, "Dokter, aku membutuhkan mu. Dave akan menjemput mu segera, tolong bersiaplah."
Tuut_Tuut
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...