Suasana sangat hening melingkupi mereka berdua hanya terdengar isakan kecil dari mulut Olivia, Olivia mulai tenang setelah 15 menit menangis histeris dan Ferran memaklumi hal tersebut justru Ferran bersyukur karena Olivia hanya sekedar menangis tapi bukan meninggalkan nya.
Ferran semakin mempererat pelukan mereka, Olivia hanya diam seraya memejamkan matanya ia ingin seperti ini dulu untuk beberapa saat hingga Ferran selesai menceritakan segalanya dan setelah itu Olivia akan mengambil keputusan, apapun itu Olivia harap Tuhan membantunya.
"Apa kau sudah siap untuk mendengarkan penjelasan ku, sayang.?" Tanya Ferran tapi Olivia hanya diam tidak menjawab apapun, Ferran tersenyum dan mengelus belakang kepala Olivia dengan sayang dan tidak bisa Olivia pungkiri bahwa ia nyaman bahkan sangat menyukai sentuhan Ferran.
Setiap Ferran memperhatikan segala keperluan Olivia, mengerti apa yang Olivia inginkan tanpa Olivia katakan disitu Olivia merasakan kasih sayang sosok seorang ibu pada diri Ferran.
Setiap Ferran mengelus kepalanya dengan sayang dan melindunginya sebisa yang ia mampu disitu Olivia merasakan peran Ayah pada diri Ferran.
Saat Ferran menjahilinya lalu terkadang memberi nasihat padanya dan mengarahkannya disitu lah sosok Kakak pun muncul pada diri Ferran, dan saat Ferran bermanja-manja pada Olivia disitu peran Adik Olivia rasakan pada diri Ferran.Lalu siapa Ferran di mata Olivia.?
"Kau adalah Ibu, Ayah, Kakak dan terkadang menjadi Adik ku. Aku mempercayai mu, mempercayai kebahagiaan ku pada mu, mempercayai keamanan ku dan mempercayai hati ku hanya kepada mu. Aku harap kau tidak akan pernah mengecewakan ku ataupun menutupi segala hal dari ku, aku tidak ingin kau berbohong pada ku." Ujar Olivia setelah sekian lama hanya diam, Ferran tersenyum semakin lebar dan mencium pucuk kepala Olivia.
"Aku tau kau pasti membaca semua File yang ada di laptop ku kan.?"
"Hampir.!" Sahut Olivia sewot, Ferran mengelus belakang kepala Olivia dengan sayang, "katakan, harus dari mana aku memulai nya.?"
Olivia memejamkan matanya semakin dalam, perlahan menghembuskan nafasnya, air mata mentes lalu ia membuka matanya dan mendongak menatap Ferran dengan genangan air mata dan tidak ada raut bahagia seperti biasanya, "Ayah ku, meng--mengapa kau membunuh Ayah ku.?" saat mengucapkan kalimat 'Membunuh' Olivia langsung memejamkan matanya membuat air mata kembali menetes.
Ferran menghapus air mata Olivia dengan ibu jarinya, Ferran mengarahkan wajah Olivia menghadap wajahnya lalu Ferran mendekatkan bibirnya pada sisi telinga Olivia seraya berbisik "dia bukan Ayah mu, sayang."
Seketika Olivia melotot, Ferran sudah kembali menatap Olivia seraya mengangguk pelan dan mengulangi ucapannya barusan, "ya sayang, Darius bukanlah Ayahmu. Dia bukan mertua ku dan bahkan dia bukan Kakek untuk anak-anak kita kelak, bukan Sayang, bukan."
PLAKkk..
Olivia menampar Ferran sangat keras hingga wajah Ferran terlempar ke samping, Olivia mendorong tubuh Ferran lalu ia berlari menjauh dari Ferran, Olivia menangis seraya terus berlari keluar kamar Ferran segera mungkin mengejar Olivia dan dengan cepat ia berhasil menangkap Olivia lalu memeluknya dari belakang dengan sangat erat, Olivia terus berontak seraya menangis sampai ia mengigit tangan Ferran tapi tidak sedikit pun Ferran melonggarkan pelukannya, Olivia menginjak kaki Ferran tapi tetap nihil.
Olivia lelah, lelah dengan kehidupan yang selalu mempermainkan nya, ia ingin bahagia.! Apakah dengan kematian maka kebahagiaan akan hadir.? Apa Olivia harus mengakhiri hidupnya dulu.?
Olivia mulai lemah, ia menjatuhkan tubuhnya perlahan ke lantai dengan Ferran yang masih memeluknya, beberapa pelayan yang berlalu lalang segera meninggalkan Tuan dan Nyonya nya tersebut, Charlotte yang melihat itupun segera mengalihkan tatapan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...