29 (Arouse Suspecion¹)

1.2K 79 6
                                    

Rebecca berjalan dengan angkuh dan senyuman penuh kemenangan di wajahnya, ia begitu yakin dan penuh percaya diri untuk menemui Ferran.
Rebecca masuk kedalam Toilet dan disana terlihat punggung lebar dan kekar seseorang yang di balut dengan jaket hitam sedang membasuh wajahnya di wastafel.
Rebecca tersenyum semakin lebar saat melihat Ferran kini sedang menatapnya melalui pantulan cermin, Ferran berbalik badan dan menatap Rebecca yang berdiri dengan senyuman di hadapannya.

"Ku kira kau tidak akan mengikuti ku." ucap Ferran mengawali percakapan diantara mereka, Rebecca berjalan mendekati Ferran dengan gaya jalan yang dibuat se menggoda mungkin, bahkan senyuman di wajahnya kini sudah berganti dengan senyuman menggoda.
Ferran tersenyum menatap Rebecca,

"Ada apa meminta ku untuk mengikuti mu, Tuan Ferran.?"

"Kau teman Olivia.?"

"Apa aku harus mengatakan yang sejujurnya.?"

"Ya, karena aku tidak menyukai suatu kebohongan."

Rebecca berjalan melewati Ferran dan berhenti di depan cermin Wastafel, Rebecca menatap punggung Ferran dari cermin tersebut.

"Aku bukan teman nya, apa kau akan mengusir ku.?" tanya Rebecca, Ferran berbalik dan menatap Rebecca melalui cermin yang sama

"Tidak, untuk apa aku mengusir mu.?"

Rebecca tersenyum miring sesaat lalu kembali merubah raut wajahnya menjadi tersenyum seperti sebelumnya,

"Karna aku bukan teman Kekasih mu." jawab Rebecca.

"Kau satu kelas dengan Olivia, pasti kau mengetahui banyak hal tentang nya. Bisa kau ceritakan tentang nya pada ku.?"

Rebecca membalik tubuhnya dan menyandarkan bokongnya pada pinggiran Wastafel,
Rebecca melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap Ferran dengan berani dan angkuh.

"Akan aku ceritakan dengan senang hati, tapi apa kau benar-benar ingin mendengarkan.?"

Ferran mengangguk yakin,

"Olivia itu gadis yang kampungan, ya meski ku akui dia cerdas tapi di sekolah kami tidak hanya kecerdasan yang dinilai tapi juga penampilan. Tuan pasti tau kan sekolahan kami.? Sekolah kami itu sekolahan bergengsi di London, apa jadinya jika semua murid berpenampilan lusuh dan jelek seperti Olivia.? Huu, beruntungnya hanya ada satu yang seperti itu." ucap Rebecca panjang lebar dengan berbagai ekspresi yang sangat menunjukkan bahwa ia tidak menyukai Olivia.
Ferran menatap Rebecca, tidak ada sedetik pun Ferran mengalihkan tatapan nya dari wajah Olivia

"Maaf jika kau tersinggung dengan ucapan ku, tapi aku mengatakan seperti apa yang aku lihat, dan itulah pandangan ku untuk Olivia."

Ferran menggelengkan kepalanya seolah tidak keberatan dengan ucapan Rebecca,
"Lanjutkan." ucap Ferran, mendengar itu membuat Rebecca semakin yakin untuk melancarkan aksinya mempengaruhi Ferran, Rebecca yakin Ferran akan beralih padanya hanya dengan sedikit kebohongan yang akan ia katakan.

"Aku akan mengatakan sesuatu yang mungkin akan membuat mu cukup terkejut,"

Ferran mengernyit mendengar itu

"Ah, tidak sepertinya tidak perlu aku katakan padamu."

"Katakan."

"Tidak, aku tidak bisa mengatakan nya padamu. meski aku tidak menyukai Olivia tapi aku tidak ingin hubungan kalian hancur karena kejujuran yang aku katakan." Rebecca bertingkah seolah ia akan pergi meninggalkan Ferran tapi dengan cepat Ferran menarik tangan Rebecca dan dengan disengaja Rebecca berpura-pura tersandung dan hendak jatuh membuat Ferran memeluk pinggang nya dan wajah mereka sangatlah dekat, bahkan terlalu dekat hingga Rebecca dapat merasakan deru nafas Ferran.

OGL| SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang