"Ferran, kau benar-benar tidak akan pemotretan pre-wedding denganku?" Tanya Olivia untuk ke puluhan kalinya dengan nada manja seraya bergelayut di lengan Ferran. Ferran terkekeh geli karena tidak biasanya Olivia semanja ini padanya.
"Iya, sayang. Maafkan aku, perusahaan benar-benar membutuhkan aku saat ini." Ferran mencium puncak kepala Olivia, Olivia langsung berdiri dari duduknya dan menatap sebal pada Ferran,
"Aku akan menikah berdua, dengan mu Ferran. tapi kenapa pemotretan Pre-wedding sendirian?!" ucap Olivia dengan nada sebal nya, Ferran menghela nafasnya lalu ikut berdiri mengelus sisi wajah Olivia dengan lembut,
"Mana ada pasangan yang akan menikah tapi pemotretannya hanya mempelai wanita?!" ucap Olivia lagi seraya menepis tangan Ferran yang mengelus sisi wajahnya.
"Sayang, ku mohon mengertilah. Aku butuh perusahaan ku untuk menafkahimu, aku tidak akan tega melihat isteri manisku ini kelaparan." ujar Ferran menjelaskan dengan halus, wajah Olivia yang terlihat sebal kini hanya diam,
"Ku mohon, izinkan aku untuk pergi ke Venezuela hari ini. Aku janji, nanti malam aku akan pulang untuk melaksanakan pernikahan kita. Ku mohon, sayang."
Olivia menundukkan kepalanya, jujur ia tidak setuju Ferran pergi karena hari ini adalah haru pemotretan pre-wedding mereka.
'Selain alasan pemotretan sebenarnya aku merasa ada sesuatu dalam hati ku yang tak ingin kau pergi, tapi aku sendiri tidak bisa mengungkapkan nya apalagi menjelaskan nya.' batin Olivia
"Aku akan mengantar mu ke Paris, lalu setelah itu aku akan langsung terbang ke Venezuela. Ku mohon, sayang. Sungguh ini sangat darurat, izinkan aku ya?"
Ya, pernikahan Olivia dan Ferran akan digelar di Paris, selama mereka berada di Spanyol Mansion Ferran yang berada di Paris di hias dan dipersiapkan untuk acara pernikahannya besok.
"Jika memang penting dan tidak bisa di tinggalkan maka kau pergi saja tanpa harus meminta izinku, karena aku jelas tidak akan mengizinkannya." jawab Olivia dengan nada yang tidak bisa Ferran mengerti, Olivia pergi keluar kamar tapi Ferran langsung memeluknya dari belakang,
"Ku mohon, sayang."
"Pergi saja tanpa perlu bertanya lagi padaku, Ferran."
"Ku mohon, aku janji aku akan mengabari mu setiap menit."
Olivia hanya diam, ia merasa sulit melepas Ferran bepergian tanpa dirinya,
"Say--"
"PERGILAH, FERRAN!!" pekik Olivia lalu segera melepaskan pelukan Ferran kemudian pergi keluar kamar dan memasuki Lift.
Ferran menghembuskan nafasnya, "Jika kau masih berkata aku tidak memperdulikanmu, maka aku akan benar-benar pergi dari hidupmu, Helena. Lihatlah, demi dirimu aku sampai berbohong pada Olivia untuk pertama kalinya!" desis Ferran lalu berbalik ke kamar dan segera berganti pakaian. Ferran tidak mengejar Olivia karena ia tau Olivia pasti menemui Karen.
.
Ferran menghela nafasnya lagi dan lagi, kini mereka tengah berada di pesawat pribadi milik Ferran.
Setelah kejadian di kamar tadi Olivia benar-benar tidak ingin berbicara dengan Ferran bahkan menatap wajah Ferran pun enggan, dan Ferran tidak mencoba untuk membujuknya atau sekedar bertanya pada Olivia, karena Ferran merasa bersalah telah berbohong pada Olivia jadi Ferran ingin Olivia merasa tenang terlebih dahulu.Tapi sebenarnya jauh dalam hati Olivia, ia ingin sekali bercakap-cakap dengan Ferran. Sungguh perjalanan ini membosankan dengan saling diam dan duduk berjauhan, jika harus bertanya pada Ferran, Olivia merasa enggan karena gengsi nya yang sangat besar tapi jika menunggu Ferran menyapa pun rasanya Olivia yakin Ferran akan tetap diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/140070927-288-k571685.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...