Tanpa putri sadari air mata nya mulai membendung di mata indahnya. Entah perasaan apa yang sedang ia rasakan, yang jelas putri begitu sakit melihat sosok rizki yang tengah berfoto mesra dengan lesty.
Bisa putri amati wajah keduanya sangat bahagia dalam foto tersebut dan tentunya rizki dan lesty terlihat sangat serasi.
Putri menghapus air mata nya cepat-cepat dan ia pun kembali meletakkan bingkai itu kedalam lemari pakaian rizki dengan tangan yang bergetar."kamu harusnya sadar diri putri.! Kamu pikir kamu bisa bersanding sama kak iki? Mimpi kamu.!" ucap putri mencela diri sendiri. Tak mau menahan rasa sakit lebih lama putri mengambil asal pakaian rizki dan memasukkannya ke dalam tas ransel yang sudah ia ambil.
Setelah mengambil pakaian rizki, putri berganti memasuki kamar ridho. Diambilnya beberapa pakaian santai milik majikannya itu dan memasukkan nya kedalam tas yang sama dengan tempat pakaian rizki.
Putri menyerahkan tas ransel tersebut kepada seorang supir yang juga telah di perintahkan oleh rizki melalui telepon. Setelah mobil mewah itu terlihat keluar dari pekarangan rumah putri melangkah masuk kedalam rumah.
Ia menjatuhkan tubuhnya dengan lesu diatas sofa, kembali bayangan akan foto rizki dan lesty berputar di otaknya dan rasa sakit itupun kembali menyerang hatinya.
"perasaan apa ini?" lirih putri mencengkram kaos didadanya, putri berharap cara itu bisa mengurangi rasa sakit nya namun salah, rasa sakit itu terus saja menyinggapi dada putri hingga terasa semakin sesak.
Tanpa disadari kembali air mata nya pun menetes. Ya, putri telah terperangkap dalam perasaan sayang untuk pemuda itu. Dan sakit ini adalah rasa sakit karena mungkin perasaannya tidak akan pernah terbalas sampai kapan pun juga.
Putri mengakui bahwa sikap manis rizki selama ini telah menumbuhkan rasa lain dalam hatinya, bukan hanya rasa sayang seorang adik kepada kakak namun lebih pada rasa sayang wanita pada seorang pria. Dan ia sudah terjebak dalam perasaannya itu. dan sekarang ia harus menelan kekecewaan karena rupanya pemuda itu telah memiliki kekasih hati yang sepadan dengan dirinya.
***
Rizki merangkul tubuh ridho untuk memasuki rumah mereka. Setelah menginap selama dua hari dirumah sakit akhirnya pemuda itu sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah dan beristirahat dengan baik.
"dho bunda taro barang-barang di kamar dulu ya." ucap salah seorang wanita paruh baya yang juga ikut bersama dengan si kembar.
Ridho hanya menganggukkan kepalanya dan menjatuhkan tubuhnya diatas sofa."putri dimana?" tanya ridho mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah untuk mencari sosok yang ia cari. Namun ridho tak menemukan atau merasakan keberadaan gadis manis itu.
"dia lagi belanja kepasar." wanita paruh baya tadi menjawab pertanyaan ridho dan ikut duduk di sisi kanan ridho.
"kepasar? Sama siapa bun?" tanya ridho menatap bingung. Wanita paruh baya itu hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban tidak tau.
"kenapa bunda izinin? Gimana kalau terjadi sesuatu sama dia?" wanita yang dipanggil dengan sebutan bunda itu menatap ridho dengan tatapan bingungnya begitu juga rizki.
"gw yang kasih izin. Dan dia dianter supir kok." jawab rizki memutar bola matanya dengan malas.
Akhir-akhir ini rizki mulai jengah dengan sikap ridho yang menurut rizki sangatlah berlebihan. Namun rizki juga tidak berani banyak berkomentar.
"dia kan belu-"
Belum sempat ridho menyelesaikan ucapannya suara gadis yang mereka bicarakan sudah terdengar diambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Kembali [Completed]
FanfictionKisah perjuangan seorang gadis cantik untuk mewujudkan cita-citanya. Namun dalam perjalanannya putri dipertemukan oleh 2 pria yang memiliki rupa yang sama Namun sikap yang jauh berbeda. Bagaimanakah kelanjutan kisah putri? Ayoo baca dan masukkan...