"darl, kamu ngapain sih?!" tanya cia dengan menekan semua kata tanyanya.
Ridho terlihat salah tingkah, bahkan pemuda itu terlihat memundurkan tubuhnya yang begitu dekat dengan putri.
"emmm aku gak ngapa-ngapain kok. Ya udah aku ke ruangan aku dulu."
Tanpa menunggu jawaban dari cia, ridho bergegas pergi menuju ruangannya. Cia memperhatikan sosok kekasihnya itu sampai sosok ridho benar-benar menghilang di balik pintu ruangannya.
Setelah sosok ridho tak terlihat, cia menarik tangan putri dengan sedikit kasar menuju gudang.
"lepasin.!" bentak putri. Bahkan gadis belia itu terlihat menghempaskan tangan cia dengan kasarnya.
"mau ngapain lo hah?! Mau deket-deketin ridho lagi? Jadi anak centil banget sih." tuduh cia dengan sinisnya. Gadis itu juga mendorong tubuh putri hingga hampir saja gadis belia itu terjungkal ke belakang.
"sekali lagi gw peringatin, jauhin ridho. Atau-" cia menggantungkan kalimatnya dan kali ini putri merasa sudah hilang kesabarannya pada gadis di hadapannya ini.
"atau apa?"
Entah kekuatan dari mana putri seolah berani menantang cia. Ia balik menatap cia dengan sinis dan juga penuh penantangan.
"ooohh mulai berani lo ya.!" bentak cia yang tiba-tiba saja menarik rambut putri dengan kasar. Sontak saja gadis cantik itu langsung meringis karena sakit di kepalanya.
"aww..!" ringis putri berusaha melepaskan jambakan cia.
"ini hukuman buat anak centil kaya lo.!" balas cia semakin memperkuat jambakannya. Dan kali ini putri setengah berteriak karena rasa sakit di kepalanya itu.
"kenapa kamu jahat sekali cia?" tanya putri yang tak habis pikir dengan sikap cia yang menurutnya sudah sangat kelewat batas.
"pokoknya jauhi ridho, atau nyawa kamu jadi taruhannya. Mengerti.!" cia akhirnya melepaskan jambakannya dari rambut putri.
Air mata yang sedari tadi di tahan oleh putri akhirnya luluh juga. Ia menjatuhkan tubuhnya dan menangis di dalam gudang itu seorang diri.
Rasa sakit di kepalanya masih sangat jelas terasa.
Putri belum pernah mendapatkan perlakuan sekasar ini dari orang lain, sang ayah pun yang tak memiliki hati saja tidak pernah sampai hati jika harus memukul putri."engga.! Aku gak boleh cengeng.!" tegas putri sambil menyeka air matanya dengan kasar.
"aku harus kuat, aku harus bantu kak ridho bagaimana pun caranya.!" lanjut putri pada dirinya sendiri. Ia kembali berdiri, dan lagi putri menghapus air matanya sebelum ia benar-benar keluar dari gudang tersebut.
Di sisi lain, lesty dan rizki nampak tengah duduk berdua sambil menikmati cemilan yang juga memang disediakan untuk mereka semua.
Rizki menatap wajah sang kekasih yang tengah memakan salad buah, rasanya rizki selalu jatuh cinta dengan apapun yang dilakukan kekasih hatinya itu.
"a iki ngapain sih ngeliatin aku gitu banget?" tanya lesty menghentikan kunyahannya.
Ia sedikit risih karna rizki terus saja memandanginya dengan begitu intens."kamu makin cantik ya dek." puji rizki mengembangkan senyumannya. Lesty pun ikut tersenyum, bahkan pipinya pun ikut merona karna pujian dari sang kekasih.
"iya dong, cantik itu harus a." jawab lesty sebari mengibaskan rambut halusnya. Rizki tertawa renyah melihat tingkah lesty yang sungguh menggemaskan.
"hmm oh ya a, ada yang mau dede tanyain deh. Boleh gak?" tanya lesty yang tiba-tiba saja memasang wajah seriusnya.
Rizki menghentikan tawanya serta menatap lesty dengan penuh tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Kembali [Completed]
FanfictionKisah perjuangan seorang gadis cantik untuk mewujudkan cita-citanya. Namun dalam perjalanannya putri dipertemukan oleh 2 pria yang memiliki rupa yang sama Namun sikap yang jauh berbeda. Bagaimanakah kelanjutan kisah putri? Ayoo baca dan masukkan...