Cinta Yang Kembali 13

3.6K 189 15
                                    

"apa putri gak pantes disayang ya bunda?" tanya putri dengan nada paraunya. 

Bunda qaliesa sangat terkejut mendengar pertanyaan putri. Ia cukup sadar gadis belia ini sangat membutuhkan kasih sayang yang tulus karena ia tidak pernah mendapatkan itu semua dari keluarganya. terutama sang ibu yang memang telah meninggalkannya.

Bunda menangkup kedua pipi putri dengan tangannya, ia melihat betapa terlukanya putri saat ini bahkan iapun seakan merasakan perasaan yang saat ini dirasakan oleh putri. 
Wanita paruh baya itu meraih anak rambut putri yang sedikit berantakan dan menyelipkannya ke belakang telinga putri. 

"siapa yang bilang begitu? Kamu tau engga? Justeru kamu itu punya daya pikat tersendiri yang bisa menyihir orang lain supaya sayang sama kamu. Seperti bunda. Kamu ingat kan?"  tanya bunda qaliesa tersenyum tulus.

Putri menganggukkan kepalanya, ia tidak mungkin melupakan bagaimana bunda qaliesa yang langsung sangat menyayanginya saat pertama kali mereka bertemu. Namun apakah memang itu perasaan sayang atau justeru hanya sebuah rasa kasihan semata?

"apa benar bunda sayang sama putri?" tanya putri yang mulai menghentikan tangisannya dan menatap sendu pada bunda qaliesa.

"kok kamu tanya gitu?" ada nada tersinggung dari pertanyaan bunda qaliesa. Sungguh dari pertama ia melihat putri ia langsung jatuh hati pada gadis belia itu, apalagi setelah ia mendengar kisah putri dari rizki ia semakin menyayangi putri. Dan bukan karena rasa kasihan sama sekali. 

"putri." bunda qaliesa mengelus pipi putri dengan lembutnya serta menatap gadis manis tersebut dengan tatapan penuh kasih sayang. 

"bunda itu tulus sayang sama kamu, sama halnya kaya bunda sayang sama ridho dan rizki. Kalian itu sudah bunda anggap sebagai anak sendiri, dan jujur bunda sedih saat mendengar kamu meragukan kasih sayang bunda sama kamu." ungkapan bunda qaliesa seakan menampar keras putri. Gadis itu langsung menundukkan kepalanya dan kembali terisak.

"maafin mput bun." mohon putri belum menghentikan tangisannya.

Bunda qaliesa menganguk tulus, sesegera mungkin wanita paruh baya itu menarik putri kedalam pelukannya serta menciumi kening putri. 

"kamu harus percaya, dibalik semua cobaan yang kamu terima selalu ada hikmahnya. Dan jangan lupa setiap orang pantas dan berhak untuk disayangi di dunia ini." jelas bunda qaliesa lembut dan penuh kasih sayangnya. 
Ia bisa merasakan putri yang menganggukkan kepalanya, dan kembali bunda qaliesa mendaratkan sebuah kecupan sayang di kening putri. 

"ayo anak bunda harus kuat yah." dengan senyuman yang merekah bunda qaliesa menghapus air mata putri dengan tangannya. 

Akhirnya putri pun mulai bisa tersenyum, dan ia juga sadar bahwa kasih sayang bunda qaliesa padanya memang sangat tulus. Bukan karena rasa kasihan semata. 

"ya udah kita makan ya bunda. Putri laper." rengekan putri membuat bunda qaliesa tak kuasa menahan kekehan kecilnya. Ia merasa sangat gemas dengan gadis belia tersebut hingga tanpa ragu iapun mencubit pipi cubby putri. 

"kamu panggil idho iki dulu gih." titahnya mendorong pelan tubuh putri. 

Putri mulai melangkah menuju kamar ridho dan mengajak pemuda itu untuk makan bersama, dan seperti biasanya ridho hanya menganggukkan kepalanya sambil memasang wajah datarnya. 

Setelah dari kamar ridho putri beralih menuju kamar rizki.
Langkah putri terasa sangat berat, karena ia sendiri tidak yakin bisa menemui rizki dalam kondisi hatinya yang tengah gundah gulana. 

Tok tok tok.. 

Sudah ketiga kalinya putri mengetuk pintu kamar rizki namun tak ada jawaban dan tanda-tanda pintu akan dibuka oleh sang empunya kamar. 

Cinta Yang Kembali [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang