Setelah menghabiskan waktu di pantai cukup lama, akhirnya ridho mengajak putri untuk pulang karna malam pun sudah semakin larut.
"mulai besok kaka gak usah kerja di kebun lagi ya, lihat nih." putri meraih telapak tangan ridho dan mengelusnya. Tangan nya yang bisanya terasa lembut kini terasa begitu kasar.
"tapi seru loh darl kerja di kebun itu." jawab ridho dengan senyuman lebarnya. "bahkan aku mau beli tanah disini, dan bikin perkebunan yang lebih besar dari punya bapak." ujar ridho lagi yang memang mulai menyukai kegiatan barunya itu.
"terus perusahaan papah?" tanya putri. Ridho masih menatap putri dengan seksama serta berbalik menggenggam tangan putri.
"sebenarnya aku sama iki itu punya perusahaan sendiri, jadi kami memang gak terlalu mau meneruskan perusahaan papah." jelas ridho lagi. Dan kembali putri baru tau jika ridho dan rizki rupanya sudah memiliki perusahaan sendiri.
"memang perusahaan kami belum sebesar perusahaan papah, tapi aku janji setelah kembali ke jakarta aku mau fokus di perusahaan itu. Aku mau mengumpulkan uang untuk pernikahan kita."
"lalu bagaimana perusahaan papah kak? Kan papah hanya punya kak idho sama kak iki." tanya putri lagi.
"tiga sayang, papah punya anak tiga sekarang."
"iya deh tau, adik kesayangannya gak mau di lupain." ujar putri tiba-tiba dengan nada setengah kesalnya.
Ridho terkekeh pelan, rupanya putri sangat cemburu pada cia. Padahal sekarang ridho hanya menganggap cia sebagai adik sepupunya saja, tidak lebih. Perasaannya sudah hilang sepenuhnya pada cia, jikalau pun ridho bersikap baik pada gadis itu semua semata karna dedi yang menyuruh ridho dan rizki bersikap baik pada cia, karna bagi dedi cia hanya korban dari keadaan yang sayang tidak berpihak padanya."cieee ada yang cemburu nih ye.." ledek ridho mencubit pelan pipi putri.
"ka sakit nah," protes putri dengan nada manja nya. "lagian ngapain putri cemburu sama dia. Inget ya, kaka itu satu darah sama dia.!" tekan putri dengan nada sewotnya.
"wiihh biasa aja neng cemburunya, hati abang hanya untuk eneng sendiri ko." ucap ridho yang dengan gemasnya menangkup kedua pipi putri dengan tangannya.
"i love you." lanjut ridho sebari mengecup cepat kening putri.
Tak ada balasan dari putri, gadis cantik itu hanya tersenyum gemas saja melihat tingkah ridho."udah ayo pulang kak, bapak bisa marah kalo aku pulang telat." ujar putri. Ridho segera membenarkan posisi duduknya dan menganggukkan kepalanya.
Ia mulai menjalankan mobil putri, dan sepanjang perjalanan kembali keduanya mengobrol."oh ya sayang, kamu belum cerita kenapa bapak kamu jadi baik sama kamu? Bukannya kamu pernah cerita kalau dia itu-" ridho sengaja menggantung kalimat selanjutnya karna takut putri akan marah.
Putri cukup mengerti dengan pertanyaan pria yang ia cintai itu.
"semua ini juga karna papah, makanya putri itu banyak berhutang budi sama papah dedi." jawab putri dengan senyuman tulusnya.
Ridho sejenak melirik ke sampingnya dengan kening yang berkerut."papah?"
"iya kak, papah itu banyak banget bantu aku tau." jawab putri lagi sebari menaik turunkan alisnya.
"tunggu,tunggu. Coba ceritain dari awal kenapa papah jadi baik sama kamu." pinta ridho yang memang penasaran awal mula sang ayah yang mulai baik pada putri.
"jadi dulu waktu putri masih jadi pembantu dirumah ka idho, papah pernah datang kerumah dan bilang laper. Nah dari makan masakan putri itu papah bilang jatuh cinta sama putri, karna masakan putri mirip sama masakan mamah." jelas putri sebari menatap ke arah ridho yang sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Kembali [Completed]
FanfictionKisah perjuangan seorang gadis cantik untuk mewujudkan cita-citanya. Namun dalam perjalanannya putri dipertemukan oleh 2 pria yang memiliki rupa yang sama Namun sikap yang jauh berbeda. Bagaimanakah kelanjutan kisah putri? Ayoo baca dan masukkan...