Cinta Yang Kembali 53

2.5K 239 44
                                    

Keesokan harinya, pagi-pagi buta putri sudah berada di pekarangan rumah si kembar. Ia sengaja mampir terlebih dahulu kerumah rizki ridho sekedar untuk melihat kondisi ridho yang menurut info rizki telah pulang semalam, dan tak lupa juga ia membawakan sarapan untuk keduanya.

"ehh neng putri." sapaan dari bik tun membuat putri mengembangkan senyumannya.

"pagi bik, kak iki sama kak idho udah bangun belum?" tanya putri dengan senyuman manisnya. Ia juga menyerahkan tiffin berisi masakannya kepada wanita paruh baya itu.

"den iki udah bangun neng, cuma den idho belum. Mau bibik bangunkan?" tanya bik tun sejenak meletakkan tiffin yang dibawa putri diatas meja.

Sejenak putri menatap pintu kamar ridho yang masih tertutup rapat. Ia sebenarnya tidak ingin menganggu pemuda itu, namun putri pun belum merasa tenang jika belum melihat wajah ridho.

"boleh bik, maaf ya merepotkan." ucap putri dengan tak enak hatinya.

Ia sebenarnya bisa saja membangunkan ridho secara langsung. Namun putri pun tidak mau lancang karena bagaimana pun dirinya bukan lah siapa-siapa ridho.

"engga apa-apa atuh neng, bentar ya." dengan langkah cepatnya bik tun menuju kamar ridho.

Wanita paruh baya itu mengetuk sejenak, namun karena belum mendapat jawaban akhirnya ia membuka pintu kamar tersebut.

Didapatinya sang majikan masih terbaring nyaman di bawah bed cover-nya. Perlahan tapi pasti wanita paruh baya itu pun menggoncang tubuh ridho.

"den di depan ada neng putri." ujar bik tun dengan nada pelan. Ia sebenarnya takut untuk membangunkan majikan yang satu ini. Namun ia juga ingat bahwa ridho pernah mengatakan bahwa jika putri datang di pagi hari bik tun harus membangunkan ridho apapun yang terjadi.

"den," panggilnya lagi dengan masih menggoncang tubuh ridho.

"hmmm apaan sih?" tanya ridho yang mulai terusik dengan wanita bertubuh besar itu.

"di depan ada neng putri den." jawabnya lagi memberitahu ridho.

"bilang aja, saya lagi gak mau di ganggu. Saya mau istirahat." jawab ridho yang terlihat masih memejamkan matanya.

Bik tun sedikit terkejut dengan jawaban ridho. Padahal sebelumnya pemuda itu akan segera bangun jika ia sudah menyebut nama putri.

"tapi den-"

"saya mau tidur.!" bentak ridho akhirnya.

"ehh ia tidur, den idho mau tidur. Boleh, nanti bibi tidurin. Ehh maksudnya bibi bilangin."

Ujar bik tun dengan latahannya seperti biasa.
Setelah mendapat bentakan dari ridho membuat wanita itu tak berani lagi berlama-lama di kamar itu. Ia segera berlari keluar dan menghampiri sosok putri yang tengah menata masakannya yang ia bawa diatas meja makan.

"bibik kenapa?" tanya putri mengkerutkan dahinya saat melihat bik tun yang sepertinya sedang ketakutan.

"anu neng, den idho lagi galak. Dia bilang mau tidur capek banget." jawab bik tun sedikit tak enak hati.

Putri mendesah pasrah, entah ada apa dengan ridho karna pemuda itu seakan tengah menjauhinya saat ini. Dan ridho tidak pernah seperti ini sebelumnya kepada putri.

"hmm ya sudah gak apa-apa bik." jawab putri berusaha menenangkan wanita paruh baya itu.

"kalau gitu putri juga langsung pamit ya." lanjut putri lagi. Ia mengelap sejenak tangannya dengan tissu serta meraih ponsel yang sempat ia letakkan diatas meja.

Cinta Yang Kembali [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang