"putri.!" jerit ridho dan rizki bersamaan. Kedua pria kembar itu berlari dengan cepat menuju tempat dimana putri telah tergeletak lemah.
Sedang para polisi dan beberapa anak buah dedi yang baru saja datang langsung mengeksekusi kelima pria tersebut.
"put, bangun.!" teriak ridho sebari menepuk pelan pipi putri.
Wajah cantik putri terlihat sangat pucat, bahkan untuk sekedar membuka matanya saja putri merasa begitu sulit.
"awas kamu.!"
Dengan kasar nya dedi mendorong tubuh ridho, ia segera menggendong tubuh putri menuju mobilnya.
"cepat bawa mobilnya.!" perintah dedi pada orang suruhannya.
Pria paruh baya itu membaringkan putri di jok belakang, sedang ia duduk dan membiarkan kepala putri berada di pangkuannya.
"put, bangun nak."
Dedi berusaha membuat putri tetap tersadar karna ia takut jika putri memejamkan matanya.
"kenapa kamu melakukan hal bodoh itu hah?! Kenapa gak biarin papah saja yang tertusuk?" tanya dedi dengan nada paraunya. Ia tak bisa melihat kondisi putri saat ini, sedang gadis belia itu justeru berusaha tersenyum pada dedi.
"anggap saja ini untuk membalas semua kebaikan papah." ucap putri dengan nada lemah, ia menggerakan tangannya dan menyentuh wajah dedi.
"papah orang baik, papah orang yang tulus. Jadi papah tidak pantas disakiti oleh orang itu." lanjut putri lagi dengan senyuman kecilnya. Senyuman yang tulus walau kondisi nya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"siapa yang suruh kamu balas budi hah? Bukankah saya ini papah kamu..jadi apa yang perlu kamu balas? Dasar anak bodoh." omel dedi dengan nada bergetarnya. Ia semakin teriris saat melihat putri yang terus meringis, sedang punggung putri terus saja mengeluarkan darah.
"bertahan nak, banyak orang yang butuh kamu."
Akhirnya dedi tak kuasa menahan tangisannya. Walau ia dan putri tidak memiliki ikatan darah namun sejak ia memakan masakan putri untuk pertama kalinya, disitulah dedi bisa merasakan ketulusan hati putri. Dan dari sejak saat itu juga dedi begitu jatuh cinta dengan gadis belia ini.
Ia menyayangi putri bak anak nya sendiri, ia selalu menjaga putri dari jarak jauh bahkan ketika kedua putra kandungnya menyakiti putri dedi rasanya ingin marah pada kedua pemuda itu."mungkin mamak sudah rindu dengan putri." bisik putri dengan lirih.
"engga, kamu gak boleh ngomong gitu. Ingat salwa dan nisha, mereka hanya punya kamu. Lalu kamu mau meninggalkan mereka hah?!" tanya dedi lagi dengan nada sebalnya. Ia meraup kedua pipi putri dan menatapnya dengan tatapan khawatirnya.
"putri ngantuk pah." ujar putri yang ingin memejamkan matanya.
"engga, papah gak ijinin kamu tidur.!" bentak dedi lagi dan terus menepuk pipi putri.
Senyuman kecil dari putri membuat dedi semakin khawatir saja. Ia tidak akan membiarkan putri pergi begitu saja, dedi masih ingin memanjakan putri layak nya putri kandungnya sendiri, dan banyak hal yang belum bisa dedi berikan untuk gadis cantik itu.Setelah mobil mewahnya berhenti di depan UGD dedi segera mengangkat kembali tubuh putri dan membaringkan nya di atas brangkar yang telah tersedia.
Para tim medis dengan gerakan cepat membawa putri menuju ruang UGD guna memberikan pertolongan untuknya.
"kamu bertahan, kalau engga papah akan sangat marah sama kamu.!!" teriak dedi saat tubuh putri sudah di masukkan ke ruangan.
Pria paruh baya itu seketika merasakan lemas, bahkan dedi memilih untuk menjatuhkan tubuhnya di atas lantai rumah sakit tersebut.
Tak perduli walau saat ini mata para pengunjung dan petugas rumah sakit tengah memperhatikan nya dengan tatapan penuh kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Kembali [Completed]
FanfictionKisah perjuangan seorang gadis cantik untuk mewujudkan cita-citanya. Namun dalam perjalanannya putri dipertemukan oleh 2 pria yang memiliki rupa yang sama Namun sikap yang jauh berbeda. Bagaimanakah kelanjutan kisah putri? Ayoo baca dan masukkan...