Part 7 : Mama Raffa

11K 520 16
                                    

Ketika seorang pria menangis, itu berarti dia sedang berada di titik terlemahnya.

★★★

Di sinilah Raffa berada, di tempat yang terlihat tenang. Banyak terdapat bunga-bunga yang sebesar pohon, dan terdapat banyak gundukan tanah. Pria itu sekarang berada di pemakaman umum untuk berjumpa dengan Mamanya.

Ia berjalan mengelilingi TPU lalu berjongkok di dekat makam yang bertuliskan:

VINARIA ANDRIANI
BINTI
IRWAN ANDRIAN

Lahir:18 mei 1978
Wafat:22 oktober 2010

Raffa tersenyum miris, menatap sendu makam di depannya. Tangannya mengelus makam perlahan.

"Ma, Raffa kangen Mama. Kenapa Mama pergi secepat ini? Maafin Raffa, ini semua salah Raffa."

Tanpa disuruh air mata Raffa jatuh begitu saja. Ia segera mengelapnya.

"Mama pasti marah kalau tahu Raffa sekarang sering bolos." Raffa terkekeh hambar. Membayangkan ekspresi marah Mamanya. "Maaf, Ma, Raffa ngga bisa jadi anak yang baik. Setelah Mama pergi, hidup Raffa hancur, Ma ...." lirih Raffa lantas memeluk makam diiringi air mata yang tumpah.

Seketika Raffa teringat kejadian saat mamanya kecelakaan. Saat dimana ia kehilangan sosok ibu yang selalu melindunginya dan menyayanginya dengan penuh kasih sayang. Saat dimana ia merasa dunianya menghilang.

Flashback on

Seorang anak laki-laki sedang berjalan keluar dari mall bersama seorang wanita yang jauh lebih tua darinya.

"Ma, Afa mau beli ice cream!" rengek anak itu sambil menarik ujung baju wanita disampingnya.

"Es krim?"

"Iya ma, es krim vanila 3! Ayo, beli ice cream!"

Wanita itu tersenyum manis seraya berjongkok menyamakan tinggi anaknya. "Disini enggak ada ice cream, Sayang. Kita belinya nanti aja, ya? Sekarang kita ke mobil dulu,"

"Gak mau, Ma! Afa mau beli ice creamnya sekarang," sungut anak itu sambil membuang muka. "Pokoknya Afa maunya sekarang! Sekarang!"

Firstlove Seorang Iceboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang