Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Alicia Bella Fransisca selalu terlambat bangun. Di karena 'kan kemalasan yang tinggi. Apalagi kalau sedang pms, kemalasannya untuk bangun pagi berlipat-lipat kali lebih besar dari hari biasanya. Katanya 'ngapain bangun pagi, 'kan lagi enggak sholat' .Dan sudah menjadi kebiasaan bagi Alvero untuk membangunkan adiknya yang bandel itu. Tetapi berbeda dengan hari ini, tumben-tumben sekali kakak satu-satunya Alicia itu tidak membangunkannya.
"Kak Vero!" panggil Alicia.
"Kak, kenapa enggak bangunin Alicia sih?! 'kan Alicia jadi terlambat!" omelnya sambil menuruni tangga dengan cepat.
"Kak Verooo ...!"
"Lah, kok gak ada orang?" Alicia berkedip binggung. Ruang tamu sepi, tak ada satu orangpun disana. Lantas kakaknya dimana?
"Kak Vero!"
"Kak Vero mana, ya? Apa masih tidur di kamar, ya? Yaudah deh, Alicia cari di kamarnya aja."
Alicia menaiki tangga menuju kamar Vero yang bersebelahan dengan kamarnya.
"Huft, Alicia capek naik turun tangga terus. Semangat Alicia, demi enggak terlambat!"
"Kak, ayo berangkat! Nanti Alicia terlambat!" teriak Alicia dari luar sambil mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban.
"Kak, iiih ...! Lama banget sih ganti bajunya! Jangan-jangan Kak Vero belum bangun lagi?"
"Yaudah deh Alicia masuk aja." Alicia lantas membuka pintu kamar Vero kemudian nyelonong masuk.
"Loh, kok kosong? Kak Vero dimana?" Ia berkedip binggung. "Kak Vero!"
"Kak, jangan ngumpet iih!" kesalnya.
Pasalnya waktu sudah menunjukkan pukul 06:45, itu artinya bel masuk akan berbunyi 15 menit lagi. Dan perjalanan dari rumah Alicia menuju sekolahnya cukup jauh. Bisa digrebek pak Ot nanti!Alicia menghela nafas. Celingak-celinguk mencari Vero di kamarnya tetapi hasilnya tetap nihil.
"Apa Kak Vero udah berangkat, ya?"
Alicia mulai berfikir. Beberapa detik kemudian, Alicia mengeplak keningnya sendiri seolah mengingat sesuatu.
"Oh iya, Kak Vero 'kan semalam udah bilang kalau mau berangkat pagi banget! Alicia kok bisa lupa, ya?""Jangan-jangan Alicia ketularan virus pikunnya Lissa lagi?!" Alicia bergidik ngeri lalu mengetuk kepalanya. "Iih amit-amit!"
"Terus Alicia berangkat sama siapa dong? Mana si pinky belum ketemu lagi," Alicia manyun, duduk di kasur kakaknya. "Naik bus? Gak mungkin ada jam segini. Huft ... hanya tersisa angkot. Semoga aja ada angkot nyasar." Ia berdiri, menatap sekitar.
"Kalo tau gitu 'kan Alicia gak nyariin Kak Vero. Buang-buang waktu aja!" kesalnya kemudian menutup pintu kamar dengan keras.
Brak!
Alicia sedikit tersentak kaget karena suara gebrakan pintu yang cukup keras yang dilakukan olehnya. Ia memandang pintu itu dengan tatapan kesal.
"Ini semua gara-gara kamu, pintu! Kenapa gak ngomong coba kalo penghuni kamu gak ada?! 'Kan Alicia jadi telat. Dasar pintu kamar gak berguna!" marah Alicia kepada pintu kamar Vero. Bukan hanya itu, ia lantas memukul pintu yang tidak berdosa itu.
Jangan bilang Alicia seperti orang gila. Memang kadang begitulah Alicia kalau lagi kesal, apa aja yang ada di dekatnya jadi sasaran. Ditambah ia lagi PMS, jadi ya bawaannya emosi mulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Teen FictionRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...