Raffa menghela nafas, melirik Alicia yang masih menatap keluar jendela --membuang muka. Tadi, Alicia sempat menolaknya mentah-mentah saat Raffa mau mengantarnya. Tapi setelah beberapa paksaan Raffa lakukan, akhirnya Alicia menyerah dan masuk ke mobil Raffa dengan bibir yang tak mengucapkan sepatah kata pun."Al?"
"Maaf." Masih tak ada jawaban. Alicia tetap dalam kebungkamannya.
"Gue bisa jelasin. Itu semua--"
"Jalan." Alicia bersuara, masih dengan memalingkan wajah.
Raffa kembali menghela nafas. Tangannya menyentuh tangan Alicia lalu langsung ditepis oleh pemiliknya.
"Jalan Alicia bilang!" Kali ini Alicia berseru sambil menatap tajam Raffa.
"Al, dengerin gue. Dia itu hanya--"
"Kalau Raffa nggak mau jalan, mending Alicia cari taksi aja!"ketus Alicia lalu membuat pintu mobil Raffa. Niatnya yang ingin pergi ia urungkan saat mendengar ucapan Raffa.
"Dia sahabat gue."
Tentu saja, Alicia tak mudah percaya. Matanya kini menatap Raffa dengan ketus.
Sahabat?
"Dia benar sahabat gue. Seperti elo dan ketua geng itu, gue juga punya sahabat."
"Namanya Nara, dia ... sahabat kecil gue. Waktu Mama meninggal, dia yang menghibur gue." Alicia menatap manik mata Raffa, mencari kejujuran.
"Oke, dia memang suka gue." Kali ini Alicia melotot dengan kepala yang bergeleng.
Benar 'kan! Mereka pasti saling suka!
"Dia nembak gue, tapi gue tolak, karena gue gak cinta dia. Gue cintanya elo, Alicia .... Lo cinta pertama gue. Tolong, percaya sama gue!" Raffa menggenggam tangan Alicia. Matanya memancarkan kejujuran yang dapat Alicia lihat dengan jelas. Alicia masih tak buka suara.
Raffa menarik nafas berat. Kekasihnya sepertinya sudah tak mempercayainya lagi.
"Lo bisa bertemu dia dan tanya langsung kalau gak percaya. Tapi gue bersumpah, gue gak berbohong."Setelah menimang-nimang, Alicia mengangguk pelan. "Oke. Alicia mau ketemu dia."
"Alicia ... akan menyimpulkan sendiri apa yang sebenarnya terjadi."
Raffa spontan tersenyum manis, tangannya kembali menggengam jemari Alicia.
"Terima kasih karena memberi gue kesempatan untuk menjelaskan."Alicia spontan menepisnya kembali. Matanya memelototi Raffa. "Alicia belum percaya sepenuhnya sama Raffa, jadi ... jangan pegang-pegang!"
Entah mengapa bagi Raffa ucapan Alicia terdengar lucu di telinganya hingga membuat lelaki itu tertawa pelan. Alicia yang melihat Raffa tertawa menjadi menyernyit.
"Udah cepat jalan! Alicia mau ketemu Nara sekarang!"seru Alicia ketus. Tangannya terlipat di dada dengan ekspresi marah yang menggemaskan.
"Oke, Sayang!"
Alicia menatap tajam Raffa yang malah tersenyum manis. Andai suasananya tidak seperti ini sudah dapat dipastikan Alicia akan ikutan tersenyum lebar, bahkan sangat lebar.
"Jalan!"
Tanpa ba-bi-bu Raffa langsung melajukan mobilnya membelah jalanan Jakarta.
Semoga lo percaya, Al.
★★★★★
Alicia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar. Tangannya bergerak memegang pembatas balkon kamarnya. Matanya menerawang ke depan, mengingat kejadian di kafe tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Teen FictionRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...