Reyhan menguap,meletakkan stik ps di meja disampingnya.Tak terasa sudah dua jam lebih ia bermain game.Lelaki itu segera merenggangkan otot - otot badan juga jemari tangannya lantas berdiri,berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur.Lima menit kemudian ia sudah keluar dengan rambut yang sedikit basah.Lelaki itu melirik jam di dinding kamarnya lantas bergumam,"Masih jam 10."
"Ternyata gue mainnya kelamaan,"ujarnya diiringi kekehan.
Setelah berdiri cukup lama,ia memilih naik ke kasurnya.Merapikannya sebentar kemudian berbaring diatasnya.Merentangkan kedua tangannya lebar - lebar.
"Sekali - kali gue tidur pagi ah!"
"Sekalian isi energi yang banyak buat naklukin Tasya yang dinginnya minta ampun!"ujarnya dengan senyuman miring.
Reyhan segera memejamkan mata,tersenyum lebar,berharap besok Tasya sudah menjadi miliknya.
"Good night Tasya..."Braak!!
Kedua mata Reyhan segera terbuka lebar saat mendengar suara yang keras itu.Ia segera duduk,matanya menatap sekeliling dengan jantung yang dag dig dug karena kaget.Ia mendengus saat menemukan si pembuat masalah yang tengah berdiri di ambang pintu.Reyhan menatapnya tajam.
Bukannya takut,si pembuat masalah itu malah berjalan masuk.Duduk di sofa kamarnya dengan santai.Seolah tak melakukan kesalahan.
Reyhan turun dari kasur,berkacak pinggang.
"Kampret lo Raf!Gue kira apa!"Raffa hanya menatap Reyhan sekilas.Si iceboy itu malah membaringkan tubuhnya di sofa.Bahkan tangannya digunakan untuk menutupi seluruh wajahnya.
Reyhan menggeram kesal,berjalan mendekati pintu.Memeriksanya dengan teliti.Memastikan bahwa tak ada satu baut pun yang terlepas.Setelahnya ia menghampiri Raffa.Berdiri didepannya dengan tampang sangar.
"Untung pintu gue gak rusak.Awas aja kalo rusak,gue bogem lo!"Omelnya.Raffa bergeming,Reyhan semakin kesal.
"Raffa!""Hm,"sahut Raffa.
"Kalo sampe apartemen gue ambruk,gue gorok beneran lo!"
Memang Reyhan yang memberikan akses agar Raffa bebas keluar masuk apartemennya,tapi ya jangan sembarangan buka kamar orang juga.Kalau Raffa datang pas Reyhan lagi ganti baju gimana?Reyhan bergidik ngeri membayangkannya.
Raffa tak menyahut,hanya menatap ke luar jendela.
Reyhan menyernyit binggung.
Kenapa lagi nih bocah?
Ia segera menarik kursi belajarnya,duduk anteng di kursi itu dan menatap intens Raffa yang kini memejamkan mata."Ada masalah?"
"Ya,"Jawab Raffa.
"Alicia atau bokap lo?"
Raffa membuka mata,mengangkat sebelah alisnya sambil berpindah posisi menjadi duduk.Matanya menatap Reyhan.
Reyhan mendengus.Giliran Raffa ngomong singkat aja Reyhan langsung paham,lah giliran Reyhan yang ngomong singkat?Raffa malah melongo!
"Kalo ngomong yang jelas,Rey."
Reyhan mengepalkan tangannya,menggeram.Dasar tak tahu diri!
"Maksud gue,lo tuh ada masalah sama Alicia atau bokap lo,Raffael Alexander?!"Raffa hanya menggumamkan kata "oh." Pria itu kini malah menatap kasur Reyhan.
Gigi Reyhan gemelatukan.Ingin rasanya ia memotong kepala cowok didepannya.Ia sudah bertanya panjang lebar malah dijawab 'oh' doang coba?
"Dasar tembok!"gumam Reyhan pelan.Ia menarik nafas panjang sebelum mencoba tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Teen FictionRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...