Seperti kemarin, alarm Alicia berbunyi dengan nyaring tetapi sang empu masih enggan untuk membuka matanya hanya untuk sekedar mencuci muka."Dek, bangun sudah siang!" teriak Vero di ambang pintu kamar Alicia. Ia menghela nafas. Lagi-lagi ia harus membangunkan adiknya yang bandel itu.
Dengan sangat terpaksa Alicia bangun dari tidurnya. Daripada harus kena omel kakaknya pagi-pagi, mendingan bangun aja, pikir Alicia.
"I-iya Kak, ini Alicia udah bangun kok," ujar Alicia sambil duduk di kasurnya dengan muka bantal. Bahkan matanya beberapa kali terpejam.
"Yaudah sana mandi. Kalau sudah ke bawah, kita sarapan." Vero keluar kamar, berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah.
"Iya Kak," jawab Alicia sambil berjalan ke kamar mandi. "Alicia masih pengen tidur padahal!"
Beberapa menit kemudian ....
"Pagi, Kak!" sapa Alicia sambil duduk di depan Vero yang sedang menyiapkan makanan.
"Pagi juga my little princess!"
"Ihh Kak, Alicia 'kan sudah besar, masa masih dipanggil my little princess sih!" kesal Alicia sambil mengkerucutkan bibirnya, membuat Vero gemas dengan adik satu-satunya ini.
"Iya-iya, Adik Kakak yang paliiing cantik diseluruh muka bumi!" goda Vero.
"Ya gak gitu juga, Kak," ujar Alicia lalu tertawa kecil.
*******
"Pagi, Tasya!"
"Pagi juga," balas Tasya dingin.
"Lah, Lissa mana ya Tasya?" tanya Alicia sambil mengedarkan pandangan.
"Si toa mah berangkatnya siang, Al," jawab Tasya santai.
"Si toa?" Tasya mengangguk. Alicia berkedip binggung. "Lah? Alicia 'kan nanya Lissa, kok Tasya malah ngasih tau si toa sih?"
"Emang si toa itu siapa?"
"Tuh!" tunjuk Tasya menggunakan dagunya kepada Lissa yang baru datang.
"HAI, ALICIA! HAI, TASYA!" teriak Lissa dengan nyaring dari ambang pintu, membuat Tasya dan Alicia reflek menutup telinga..
"Tuh 'kan apa gue bilang! Suaranya kek toa 'kan?" bisik Tasya kepada Alicia, Alicia hanya mengangguk setuju.
"Woy, kalian bisik-bisik apa?!" tanya Lissa penasaran.
"Eh? ha--hai Lissa!"
"Bisik-bisik apa lo orang dua?!" tanya Lissa lagi sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Eng ... gak papa ... kok Lissa," jawab Alicia gugup. Susah sekali rasanya untuk berbohong.
"Masa?" Alicia tersenyum kikuk.
"Gue gak percaya! Pasti kalian lagi ngomongin incess Lissa yang cantik ini 'kan?! ngaku aja!" Lissa mendekatkan wajahnya ke Alicia."Emm ... itu ... emm ... itu ...." Alicia gugup. Keringat dingin bercucuran dari dahinya. Lissa semakin menyudutkannya. "Kata Tasya, suar---"
"Tadi kita lagi ngomongin somaynya mbak Dina. Mau turun harga katanya," potong Tasya membuat Alicia lega.
Lissa hanya mengangguk-angguk paham kemudian memundurkan wajahnya. Gadis itu belum sepenuhnya mengerti ucapan Tasya.
"Oh, cuma itu doang. Kirain apaan,""WHAT?! OMAYGAT!" seru Lissa mengagetkan semua orang. Hampir saja Tasya terjungkal ke belakang bahkan beberapa siswa yang hendak masuk kelas pun langsung melihat ke arah mereka dan ada juga yang tidak jadi masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Teen FictionRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...