"Jangan salahkan aku jika aku baper, salahkan dirimu, kenapa begitu perhatian padaku!★★★
"Pake."
Alicia masih diam di tempat, enggan menerima helm yang disodorkan Raffa. Netranya hanya menatap helm tersebut dengan kening berkerut.
Bagaimana tidak, Raffa--lelaki yang menatapnya sambil duduk di motor--- tiba-tiba saja menyeretnya menuju parkiran dan menyodorkan sebuah helm.
"Gue antar pulang," ucap Raffa seolah menjawab pertanyaaan di benak Alicia.
Melihat Alicia yang tetap diam, membuat Raffa turun dari motor lalu memakaikan helm tersebut di kepala Alicia. Bibirnya mendesis, "lama," mengabaikan kedua mata Alicia yang membulat sempurna.
Gimana Alicia nggak baper kalau Raffa perhatian gini!
"Naik," suruh Raffa dingin. Mendapat respon kedipan binggung dari gadis di sampingnya membuat Raffa membentak.
"Cepat naik!"
"Hah?"
Raffa berdecak kesal. "Lo mau pulang gak?!"
Alicia mengangguk polos. "Mau," jawabnya.
"Cepet naik!"
"Tapi ..."
"Cepet naik! Gue gak akan nyulik lo!" potong Raffa seolah tahu kebinggungan Alicia.
Bukan! Bukan itu yang Alicia binggungkan, tetapi cara menaiki motor Raffa. Tidak mungkin kan Alicia berpegangan pada pundak Raffa?
"Pegangan pundak gue."
Dengan ragu, Alicia menurut. Naik ke motor sambil berpegangan di pundak Raffa.
"Udah?"
Alicia mengangguk, meskipun tidak dilihat oleh Raffa. "Udah," ujarnya.
Ketika hendak menyalakan kendaraannya, suara Alicia yang tiba-tiba membuat gerakan Raffa terhenti.
"Eh nanti dulu!" Alicia meletakkan tasnya di depan tubuhnya agar ketika rem mendadak tubuhnya tidak bersentuhan langsung dengan punggung Raffa.
Raffa tersenyum kecil saat melihat tingkah Alicia dari kaca spion.
"Pegangan, nanti jatuh!"Kening Alicia kembali berkerut. Seenaknya saja Raffa menyuruhnya berpegangan tanpa memikirkan kegundahan Alicia. Berpegangan di mana?
"Pegangan gue."
Lagi dan lagi, Alicia dibuat kaget dengan Raffa yang selalu tahu isi pikirannya.
"Jangan pikir gue peramal!"
Raffa yang geram karena Alicia tak kunjung berpegangan langsung saja menarik tangan Alicia dan melingkarkan di pinggangnya.
Apa-apaan ini? Setelah dikagetkan dengan Raffa yang tahu pikirannya, sekarang Alicia dibuat melongo dengan sikap Raffa yang bisa dibilang ... manis. Alicia tak tahan untuk tidak tersenyum.
"Udah?" Raffa sedikit menoleh ke belakang. Alicia mengangguk, masih dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya.
"Udah, Raffa."
Segera Raffa melajukan motornya membelah jalanan Jakarta yang padat akan kendaraan. Sesekali lelaki itu melirik Alicia yang nampak membenarkan tas yang menjadi sekat antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Fiksi RemajaRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...