Mereka mulai berbisik-bisik. Ada yang sinis, ada yang penasaran, bahkan tak sedikit juga yang memujinya. Kebanyakan para kaum Adam menatap siswi baru itu dengan tatapan memuja, sedangkan kaum Hawa? Tentu saja tatapan sinis."Wah! siapa tuh?"
"Kagak tau gue, tapi cantik banget!"
"Begitu sempurnanya ciptaan mu, Ya Allah!"
"Gila, geulis pisan!"
"Anjir! Bening banget kayak hati gue ...!"
"Alay lo!" Dero menjitak kepala Rangga. "Tapi memang cantik banget, sih," ujar Dero dalam hati.
"Si Jessy kalah saing sama tuh cewek," bisik siswi lainnya. Teman sebangkunya mengangguk.
"Iya, benar banget, kalah jauh malah!""Idih, sok cantik banget jadi cewek!" sinis salah seorang siswi. Ia adalah Jessy, ketua geng cewek-cewek centil yang hobinya menggoda cogan. Matanya menatap gadis disamping bu Yani dengan tatapan tak suka.
"Iya, tebar pesona banget!" sahut siswi lain.
"Dia mah emang cantik. Lo kali yang sok cantik!" Lissa membela. Jessy mendelikkan matanya lantas dibalas juluran lidah oleh Lissa.
"Sudah-sudah, diam semuanya! Disini ibu ingin memperkenalkan teman baru kalian, silahkan Nak," suruh bu Yani kepada siswi itu yang tak lain adalah Alicia.
Alicia mengangguk, matanya menyapu hampir semua orang yang akan menjadi teman-temannya. Sedikit gugup karena semuanya memperhatikannya dengan serius. Ia berdehem pelan. "Perkenalkan, namaku Alicia Bella Fransisca. Aku pindahan dari Paris. Aku harap kita dapat bekerja sama dan berteman baik," ujarnya sambil tersenyum manis. Senyuman yang mampu melelehkan hati kaum adam, kecuali Raffa pastinya.
"Oh, namanya Alicia!" seru seorang cowok.
"Namanya cantik banget, kayak mukanya."
Raffa sedaritadi memperhatikan Alicia dengan muka temboknya.
"Itukan cewek yang tadi nanya ruang kepsek. Jadi namanya Alicia. Kenapa bisa sekelas, sih?""Hai Alicia! Gue Rangga, cowok terkeren sedunia!" ujar Rangga dengan kepedean setinggi monas. Bahkan ia berujar sambil berdiri dan mengangkat dagunya tinggi-tinggi.
"Dih, dia gak mau kali kenalan sama lo, playboy cap sendal jepit yang selalu gonta-ganti cewek!" Lissa menyahut dengan kata-kata pedasnya.
"Diem lo, gembul!"
Rangga menatap Lissa tajam. Jangan sampai ucapan Lissa membuat gadis itu tak mau menerima Rangga sebagai pacarnya. "Alicia, lo jangan percaya, ya? Gue gak playboy kok!" Rangga tersenyum manis. "Gue jomblo, lho!"
Alicia tersenyum kaku sebagai jawabannya.
"Enak aja, gue kurus ya!" protes Lissa tidak terima. Matanya pun tak kalah menatap Rangga tajam kemudian gadis itu menatap Alicia dengan senyuman ramah. "Jangan percaya sama dia, Alicia. Dia itu rajanya playboy!"
Lagi, Alicia hanya tersenyum kikuk.
"Rangga, Lissa. Kalian bisa diam dulu?" tegas bu Yani. Lissa dan Rangga sontak menunduk.
"Apakah ada yang ingin dipertanyakan kepada Alicia?" tanya bu Yani kepada semua siswa.
Semua siswa-siswi saling pandang kemudian berbisik-bisik. Alicia terbengong tatkala seorang siswa di barisan tengah mengedipkan sebelah matanya. Ia mengalihkan tatapannya ke barisan depan dan kembali terbengong tatkala seorang siswa membentuk jarinya menjadi love dan memberikannya kepada Alicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Teen FictionRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...