Seorang gadis dengan rambut semampai sedang menunggu keberangkatannya di bandara Paris. Ia berdiri di depan kedua orang tuanya. Ia adalah Alicia Bella Fransisca, putri dari pasangan Antonio Fransisco dan Sefira Abelia Fransisca."Sayang, kamu yakin mau tinggal di Indonesia?" tanya Fira, bunda Alicia, dengan wajah sendunya.
Sudah puluhan kali wanita paruh baya itu menanyakan hal itu yang dibalas anggukan yakin oleh anaknya. Sebenarnya Fira tidak tega jika anak bungsunya ini tinggal hanya berdua di negara lain. Ibu mana yang tega anaknya hanya tinggal berdua bersama kakaknya di negara yang berbeda dengannya?
"Iya Bun, Alicia yakin. Alicia 'kan mau mandiri. Alicia juga kangen sama Kak Vero," Alicia menggenggam tangan Bundanya. "Bunda gausah khawatir, Kak Vero pasti jagain Alicia kok, Bun," jawab Alicia dengan yakin sambil tersenyum manis.
"Bunda udah nanyain ini sepuluh kali-an lebih, lho," ujarnya mencoba mencairkan suasana sedih ini.
Fira langsung memeluk putri kesayangannya itu, lagi, jauh lebih erat. Sejujurnya ia tidak ikhlas melepaskan anaknya, tapi mau bagaimana lagi? anaknya ini sangat keras kepala.
"Bunda ...."
"Ya sudah kalau itu mau kamu. Tapi kamu harus janji, nurut sama Kakak kamu, ya?" ucap Anton, ayah Alicia.
Alicia melepaskan pelukan bundanya dan mengangguk mantap.
"Siap, Yah! Alicia janji bakal nurut sama Kak Vero. Suer deh!" serunya sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.Suara pramugari yang memberitahukan bahwa pesawat yang akan menuju Indonesia akan berangkat sekarang membuat Fira lagi-lagi memeluk putri semata wayangnya sambil menangis.
Alicia tersenyum sendu lantas membalas pelukan erat bundanya. Tangisan bundanya membuatnya tidak ingin pergi meninggalkan mereka. Tapi keputusannya sudah bulat, tidak bisa diubah-ubah lagi.
Gadis itu melepaskan pelukan mereka dan menghapus air mata bundanya.
"Bunda ..., bunda jangan nangis lagi, dong. Alicia 'kan hanya pergi ke negara lain, bukan ke planet lain. Kalo bunda kayak gini, Alicia jadi sedih ...." Setetes air mata gadis itu meluncur bebas di kedua pipinya, Alicia segera menghapusnya."Janji sama Alicia kalau Bunda nggak bakalan nangisin Alicia lagi?" pintanya sambil menggengam tangan Fira.
Bundanya langsung memeluk anaknya, lagi. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Ia pasti akan sangat merindukan putri kecilnya ini.
"Bunda ... Bunda janji nggak akan nangis lagi. Bunda pasti bakalan kangen sama kamu, Sayang."Fira mencium pipi Alicia berkali-kali membuat Alicia terkekeh geli. Anton yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.
"Kamu jaga diri baik-baik, ya? Kalau ada apa-apa kamu harus cerita sama Bunda, lho! Kalaupun kamu jauh tapi jangan sungkan cerita sama Bunda. Kalo perlu Bunda bakalan dateng kesana!" Alicia terkekeh singkat."Pokoknya kamu harus kabarin Bunda setiap hari, eh salah, setiap saat ya, Sayang??" pinta bundanya membuat Alicia mendengus.
"Setiap hari aja ya, Bun, jangan setiap saat." Alicia menyengir. "Emm ... kalo gitu Alicia berangkat ya Bun, Yah," ucap Alicia lagi sambil menyalami dan memeluk kedua orang tuanya bergantian.
"Assalamualaikum!""Walaikumsalam. Hati-hati sayang," kata Anton lalu mencium pipi gadis kesayangannya.
Fira hanya tersenyum sambil menahan air matanya yang hendak keluar lagi, karena baru kali ini ia berpisah negara dengan anak gadis semata wayangnya itu."DADAH BUNDA, AYAH! ALICIA SAYANG KALIAN!"
★★★★★
Setelah beberapa menit, akhirnya Alicia dapat menginjakkan kakinya di Jakarta. Alicia sangat merindukan Jakarta. Tempat dimana ia mengalami segalanya. Kebahagiaan, kebersamaan dan juga ketakutan. Sejak umur 11 tahun ia tidak kesini lagi dan sekarang ia kembali lagi. Alicia menghirup udara ibukota yang masih segar sambil melihat hiruk pikuk orang di sekelilingnya yang akan berlibur ataupun menjemput keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Novela JuvenilRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...