Part 8 : Pingsan

10.9K 497 4
                                    

"Pagi, Kak!" sapa Angel dengan tangan memegang sendok dan garpu. Gadis itu tersenyum lebar.

"Pagi my Angel." Raffa mengusap kepala Angel lalu duduk di sebelahnya. Matanya menatap lamat bangku kosong di samping Mely.

"Papa di kantor, Sayang. Daritadi malam gak pulang." Mely berujar, seolah mengetahui arti tatapan Raffa. Raffa tak menyahut.

"Angel,"

Angel mengangkat kepalanya, menatap Mamanya. "Kenapa, Ma?"

"Nanti Angel berangkatnya sama Mang Budi, ya, Sayang? Mama ada meeting mendadak."

Angel yang tadinya ceria menjadi murung. Gadis kecil itu menunduk tanpa menjawab perintah Mamanya.

Raffa yang melihat adiknya bersedih tidak tinggal diam. Dia berdecih. "Selalu saja mementingkan pekerjaan daripada anak sendiri," sindirnya pelan tetapi bisa di dengar Mely.

"Bukan begitu Raffa. Mama benar-benar sibuk hari ini. Besok mama janji akan antar jemput Angel, tapi sekarang gak bisa. Tidak apa-apa 'kan, Angel?"

Angel terdiam sejenak sebelum berujar. "Emm ... Angel gapapa—"

"Angel sama Kak Raffa aja berangkatnya." Raffa tersenyum seraya mengelus rambut Angel.

Angel menoleh. "Beneran, Kak?" tanyanya dengan mata berbinar.

"Iya, Adiknya Kak Raffa!"

Angel tersenyum lebar lalu menatap mamanya. "Ma, Angel berangkat sama Kak Raffa aja, ya?"

"Iya, Sayang."

Angel tiba-tiba berdiri dan memeluk Raffa. "Angel sayaaang Kak Raffa!"

"Kak Raffa juga." Raffa mengelus rambut Angel, Angel tertawa.
"Udah-udah, kita makan dulu."

"Siap kapten!" Angel kembali ke kursinya dan segera menyantap sarapannya dengan semangat.

Mely yang melihat keakraban Angel dan Raffa tersenyum senang.
"Meskipun Raffa belum bisa menerima aku sepenuhnya, tetapi aku bersyukur dia menerima dan sangat menyayangi Angel. Terima kasih Ya Allah."

*****

Di kelas XI IPA1 sedang berlangsung pelajaran olahraga. Semua siswa dan siswi berkumpul di lapangan setelah mengganti pakaian putih abu-abu mereka dengan pakaian olahraga.

"Woy, Rangga, cepat! Lama amat lo jalannya, ngalahin siput!"

"WOY! RANGGA!" panggil Reyhan lagi, mulai kesal. Pasalnya sedaritadi Rangga malah menggoda para siswi kelas sebelah yang juga berolahraga.

"Kumat deh keplayboyannya," cibir Dero yang berada di samping Reyhan.

Raffa hanya melihat Rangga sekilas kemudian beralih melihat seorang perempuan yang sedang tertawa kecil bersama kedua temannya. Dia adalah Alicia. Tanpa sadar, Raffa tersenyum kecil entah karena apa.

"Sabar, elah! Lo udah kangen ya sama Babang Rangga yang super duper ganteng ini?" Rangga berjalan menghampiri Reyhan dan mengedipkan sebelah matanya saat berada di depan Reyhan.

"Najis!" jawab Reyhan dan Dero kompak seraya menampilkan ekspresi jijik.

"Cie bareng, jodoh kayaknya!" goda Rangga. "Cie-cie!"

"Dia?" tanya Reyhan dan Dero bersama sambil menunjuk satu sama lain. "Jodoh gue?"

"Gue gak homo ya!" sewot Reyhan kesal. Sementara Rangga tertawa bahagia. "Lagian ogah gue sama cowok jelek macam dia!"

Firstlove Seorang Iceboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang