"Kenapa dia selalu menolongku? Itu kebetulan ataukah sebuah takdir?"~Alicia Bella Fransisca~
★★★★★
"HAH?! Kamu?!"
Alicia kaget sekaligus heran kenapa dia ada disini sedangkan jam pelajaran masih dimulai. Apakah dia mengikuti Alicia?
Gak mungkin!
Apa mungkin dia terlambat juga kayak Alicia? Tapi, kenapa mukanya biasa-biasa aja seolah tak takut kena marah.
"Biasa aja," ucap cowok itu dingin dengan muka datarnya.
Seketika Alicia tersadar dari pikiran-pikiran yang berputar-putar di benaknya. "RAFFA!" teriaknya tanpa sadar, membuat pak Ot yang sedang memeriksa gerbang melihat ke arah mereka.
"Diam!" bentak Raffa. Ia langsung membekap mulut Alicia yang ember, lagi. Mereka saling tatap beberapa detik dengan jarak yang hanya sejengkal.
"Ternyata benar kata Lissa kalau Raffa ganteng." Tanpa sadar Alicia tersenyum. "Eh, Alicia kenapa sih? Kok deg-degan gini ya?"
"Apa Alicia ..." Alicia menggeleng berkali-kali, membuat Raffa yang melihatnya menyernyit.
"Gak! Gak bakal!" batinnya lagi.Gue ... kenapa gugup?
"Hei, siapa disana?! Cepat keluar!" Pak Ot berseru. Matanya menatap tajam ke semak-semak tempat Alicia dan Raffa bersembunyi.
Di sampingnya, Pak Udin mulai gelisah. "Emm ... Pak, disini sudah tidak ada anak yang terlambat. Lebih baik Bapak ngopi aja di dalam."
"Semoga Neng Cia gak ketahuan," doa pak Udin dalam hati.
Raffa melepaskan bekapannya lalu melihat Pak Ot yang masih melihat ke arahnya. Ralat, mengintip.
"Raffa, kok ada disini juga?" bisik Alicia.
"Hm," jawab Raffa tanpa mengalihkan penglihatannya dari pak Ot yang sudah mulai curiga.
Alicia mengikuti arah pandangan Raffa, mendelik. "Pak Otdah!"
"Gimana ini Raffa? Pak Otdah-nya ngeliatin sini terus," Alicia mulai panik. Ia bergerak tanpa sadar. Membuat rasa penasaran pak Otdah memuncak. "Kalau kita ketahuan gimana? Kalau nanti Alicia dihukum gimana? Ah, Alicia gak mau dihukum hormat bendera ...!"
"Bisa diem gak?!" Raffa berujar tegas dan dingin. Alicia hanya mengangguk patuh. "Semakin lo panik, semakin cepat kita ketahuan."
"Iya ..., yaudah Alicia diam."
Pak Ot yang sangat penasaran hendak menghampiri semak-semak itu.
"Buka gerbangnya, saya mau lihat di semak-semak itu. Sepertinya ada orang.""Tapi, Pak ... disana gak ada siapa-siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Genç KurguRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...