"Nyatanya, orang yang cuek jauh lebih perhatian dibanding orang yang hangat."
★★★
Raffa menarik nafas panjang. Berdiri di tengah lapangan, di cuaca yang cukup panas, ditambah harus hormat ke Bendera Merah Putih sangat melelahkan. Dan, jangan lupakan matanya yang risih melihat para siswi kecentilan yang menatapnya intens. Bahkan banyak yang melambaikan tangan sok akrab sambil meneriaki namanya.Dikira lagi lomba!
Keringat Raffa sudah bercucuran. Bahkan Pak Ot yang mengawasinya sedari tadi sudah pergi entah kemana. Katanya sih haus, mau ke kantor. Entahlah, Raffa tak peduli.
Kenapa gue peduli?
Kenapa rela dihukum demi dia?
Kenapa jantung gue berdegup kencang di dekat dia? Apa mungkin gue ... GAK MUNGKIN!"
Raffa mengibaskan tangannya sebagai kipas guna mengurangi rasa panas yang menjalari tubuhnya.
"Panas," gerutunya."Gada kerjaan," sinisnya sambil melirik siswi-siswi yang menatapnya.
Raffa melirik jam tangan di tangannya lalu mendesis. Waktu istirahat masih lama. Ia kemudian memejamkan matanya, berusaha menghindari sinar matahari yang cukup terik. Ia menarik nafas panjang.
Tiba-tiba Raffa merasakan benda dingin yang menempel di pipinya. Raffa reflek membuka matanya. Betapa kagetnya ia melihat sosok cewek yang tersenyum manis ke arahnya.
Mau apa dia?
"Raffa. Raffa pasti capek, ya?"
"Gak ke UKS?"
Cewek itu menggeleng polos, masih dengan senyuman manisnya.
"Maafin, Alicia. Raffa jadi dihukum gara-gara Alicia."Raffa menatapnya tajam dengan muka temboknya. "Bukan salah lo. Kenapa gak ke UKS?"
"Alicia bawain Raffa minum," Bukannya menjawab pertanyaan Raffa, Alicia malah menyodorkan botol air mineral. "Ini. Diminum, ya?"
Raffa melihat botol itu sekilas kemudian melihat Alicia.
"Gue gak haus! Pergi, ada Pak Ot!" usirnya dingin. Matanya melirik beberapa siswi yang menatapnya tadi. Kini mereka menatap Alicia sinis. Sudah dapat dipastikan mereka mengabadikan momen ini di ponsel mereka."Bohong! Raffa pasti haus 'kan? Tuh lihat keringat Raffa banyak banget." Alicia melirik sekitarnya lalu kembali berujar. "Pak Ot udah ke kantor kok, tadi Alicia lihat."
"Raffa minum, ya?"
Raffa tak merespon.
"Alicia bukain tutupnya deh." Alicia tersenyum lalu membukakan tutup botol air mineral itu kemudian menyodorkannya ke Raffa yang sedang membuang muka.
"Raffa cepetan diminum.""Gak haus."
"Cepetan minum! Gak usah bohong, Raffa!"
Raffa berdecak kesal, menatap sewot Alicia. "Keras kepala."
"Emang! Cepetan diminum makanya!"
Raffa menghela nafas panjang kemudian mengambil botol air mineral yang disodorkan Alicia dan meminumnya hingga tersisa setengah karena sejujurnya ia kehausan. Sangat kehausan malah! Sedangkan Alicia tersenyum senang karena akhirnya Raffa mau menerima minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Teen FictionRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...