"Sungguh! Aku merasa gagal menjadi seorang pemimpin. Membiarkan orang-orang tersayang dalam bahaya. Terkutuklah aku!"
Gheraldo Abraham
❄❄❄❄❄
"Whooaa! Sampai juga." Beby berlari menuju jendela kaca yang menampilkan langsung view pantai yang sangat indah. Mereka berkeliling untuk menentukan kamar. Villa ini sangat besar. Ada sekitar 7 kamar tidur dengan kamar mandi dalam, dapur dengan peralatan modern, kolam renang dengan view laut, dan juga ruang keluarga yang sangat nyaman. Yang paling mencuri hati disini, balkon kamar yang berhadapan langsung dengan pantai.
Tanpa menunggu lama mereka sudah memasuki kamar masing-masing. Membersihkan diri, menata barang-barang, dan lain sebagainya. Waktu menunjukkan pukul 11 siang. Gherald memberikan instruksi untuk berkumpul di ruang keluarga. Mereka akan makan siang di restoran yang sudah direservasi atas nama Gherald. Tentu saja, restoran yang menyajikan makanan khas daerahnya. Mereka berlibur ke Balmoral Beach! Welcome to Sydney, guys!
Perjalanan dari Canberra ke Sydney yang tidak terlalu melelahkan badan, tetapi cukup melelahkan hati karena tak sabar menunggu sampai disini. Makan siang bersama akan menjadi obat pertama kali ini. Reservasi memang atas nama Gherald, tapi yang memesan juga David. Semua kegiatan liburan yang berbau membayar, semua sudah ditanggung David. Oh enaknya. Tak lupa, pengawal pribadi Amanda juga ikut bergabung dengan mereka. Sebagai bentuk jaga-jaga dari hal yang tidak diinginkan. Sekaligus menjadi photograper handal mereka. Pray for Reynand!
"Gherald! Setelah makan agenda kita apa?" tanya salah satu teman perempuan.
"Kau bisa baca sendiri di schedule yang sudah aku share."
Gadis itu mencebik. Amanda, Beby, dan Stephanie hanya tergelak melihat balasan Gherald yang tampak kesal. Habisnya, sudah tahu kalau schedulenya di share pakai acara tanya segala. Setelah ini mereka akan menghabiskan waktu di hyde park hingga petang. Mereka berlari, berfoto ria, bercanda. Hal yang mungkin tidak akan menarik jika sendirian. Tapi lihatlah mereka! Mereka tampak bahagia.
"Reynand! Fotokan kami! Pastikan bagus, ya?" pinta Amanda dengan menyodorkan kamera pada Reynand.
"Satu, dua, ti..ga!"
Amanda berlari menuju Reynand dan mengambil kamera dari genggaman Reynand. Ia memperhatikan hasil foto itu saksama. Amanda tersenyum. Melihat senyum Amanda, Reynand juga tersenyum.
"Lagi, Reynand!"
Hari sudah menjelang malam. Semburat merah di langit sudah muncul. Dan matahari sudah jauh di ufuk sana. Mereka menikmati indahnya sunset. Tunggu! Dimana Stephanie dan Gherald? Amanda tampak celingukan mencari kedua sahabatnya yang tidak menampakkan batang hidungnya. Amanda pun pergi mencari mereka.
Apa yang mereka lakukan? Amanda menemukan siluet kedua sahabatnya itu. Tampak sangat romantis. Amanda bersembunyi di balik pohon dan mendengarkan dengan saksama. Apa yang sedang dibicarakan dua insan Tuhan itu?
"Stephanie. Kau tahu. Aku-" Ucapan Gherald seperti terbata. Ada apa dengan mereka? Wajah Stephanie juga tampak sangat tegang. Amanda semakin mengernyitkan dahinya.
"Aku sudah lama menyukaimu. Aku rasa, aku jatuh cinta padamu, Stephanie."
Oh my God, batin Amanda menjerit. Ia tidak percaya dengan semua ini. Ini pengakuan cinta? Oh, manisnya. Amanda baru pertama kali melihatnya. Eits, tunggu! Pertama? Bukankah Albert berkali-kali menyatakan cinta untuknya? Kenapa jadi Albert yang muncul? Hempas! Terlihat Stephanie mengangguk-anggukkan kepala. Gherald memeluknya erat. Mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Amanda kembali bergabung dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Down [The Rest Of Life]
Romance#14 in action (01-02/02/2019) Setiap kali mata ini terbuka, semua orang akan berkata betapa indahnya dunia ini. Tuhan menghiasnya dengan hangat sinar mentari di pagi hari menampakkan segala aktivitasnya. Taburan bintang di langit malam dengan se...