PART 41

145 11 0
                                    

"Kebodohanku adalah baru menyadari semuanya saat bukan milikku lagi."

Anthonio Luther Davidove

☘☘☘☘☘

     Pria bertubuh tinggi itu memijakkan kakinya kembali di mansionnya setelah satu minggu meninggalkan tempat tinggalnya untuk menjalankan misi dan bisnisnya. Mengawal keluarga Wilson, itulah perintah yang dilayangkan Tn. Thomas dan daddynya. Perjalanan yang cukup melelahkan membuatnya ingin segera membersihkan diri dan beristirahat. Langkah kakinya terhenti ketika mendengar suara cekikikkan. Ia pun memutar langkah menuju sumber suara.

"Andrew, turunkan aku! Hahaha! Geli, Andrew!"

Seorang gadis tengah tertawa bahagia dalam gendongan kakaknya. Melihat pemandangan itu, seketika hatinya bergemuruh. Rasa penat yang sedari tadi sudah menghampirinya kini bertambah parah. Ia melenggang pergi menuju kamarnya dengan rahang mengetat. Sekretarisnya yang mengekor di belakangnya membatin, sekarang apa lagi?

"Eduardo! Berikan berkas tadi!"

Tanpa menjawab, Eduardo menyerahkan satu map berkas yang diminta tuannya. Pria itu membuka lembar demi lembar berkas itu. Sungguh! Suasana hatinya sedang buruk tapi dia memaksakan diri untuk mengecek berkas itu. Ia bangkit dari duduknya hendak menuju ruang CCTV mansionnya.

PYAAR!!

"Oh my god!", jerit seorang gadis tertahan. Gadis itu membekap mulutnya menatap lembaran kertas yang berserakan di bawahnya. Berkas itu basah dan kotor karena tumpahan sop buahnya. Serta pecahan mangkuk wadah sop buahnya tadi menambah tragis keadaan kertas-kertas itu. Gadis cantik beriris biru itu meneguk salivanya dan kepalanya terayun perlahan menatap seseorang di depannya. Napasnya tercekat melihat ekspresi yang dilemparkan pria di depannya.

"Da.. David, David ma- aarrgghh!"

Eduardo membelalak melihat tuannya mencekik seorang gadis di persimpangan itu. Bahkan David menyeretnya hingga menjauh dari penglihatan Eduardo. Ia berlari melihat apa yang akan dilakukan tuannya.

"No!!" pekik gadis itu.

David mencengkeram kuat tengkuk Amanda dan mengarahkannya ke lantai bawah. Mariah yang ada di lantai bawah menjerit histeris. Reynand dan Eduardo tercengang melihat tuannya yang sampai hati melakukan itu.

"Tuan! Anda bisa membunuh Nona!" teriak Reynand berusaha menyadarkan David.

Mendengar suara teriakkan, pria yang baru saja sampai di mansion itu berlari kencang. Ia berdiri di dekat Mariah yang sedang shock.

"David! Apa kau gila?! Tarik kembali Amanda!"

David seperti orang tuli. Bukannya menarik kembali Amanda, David malah melepaskan dan mendorong cengkeramannya. Reynand berlari turun ke lantai bawah. Sedangkan Mariah menjerit di ujung suaranya.

BYURR!!

Amanda meluncur ke bawah dan jatuh ke kolam renang. Andrew langsung menceburkan diri menolong Amanda. David hanya memperhatikan Andrew yang menggiring dan menaikkan Amanda di bibir kolam. Andrew menatapnya marah, namun dia hanya diam dan melenggang pergi. Eduardo seperti orang linglung tidak tahu harus berbuat apa.

"Amanda.. Amanda," sahut Andrew seraya memegang bahu otot Amanda. Tubuh Amanda bergetar hebat. Ini sudah malam dan dia harus terjun ke dalam air dingin. Mariah cepat-cepat mengambilkan handuk untuknya. Dengan sigap, Andrew menggendong tubuh Amanda menuju kamar Amanda.

Count Down [The Rest Of Life]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang