PART 24

162 11 1
                                    

"Lagi-lagi kenyataan pahit yang harus aku terima."

Amanda Chaterine Williams

💮💮💮💮💮

    Suara cekikikan terus saja terdengar. Sejak Stephanie dan Beby pulang sebulan yang lalu, tak jarang senyum terulas di bibir Amanda. Bahkan tawa sering kali terdengar. Amanda memang sangat merindukan kedua sahabatnya ini. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama. Seperti sekarang ini, mereka tengah berfoto ria. Tentu saja Reynand yang menjadi photograper. Gherald dan Felix bersikeras menolak ajakan mereka. Lelah mungkin. Padahal Beby dan Stephanie sudah mengancam mereka. Tetap saja tidak berhasil.

"Reynand!"

Seakan mengerti apa maksud dari panggilan itu, Reynand menyiapkan kameranya dan membidik.

Seakan mengerti apa maksud dari panggilan itu, Reynand menyiapkan kameranya dan membidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku juga!" rengek Beby meminta keadilan. Dengan jengah dan sudah lelah, Reynand terpaksa menurut. Sebenarnya dia bisa menolak dengan konsekuensi mendengarkan ceramah panjang dari bibir nonanya yang manis itu. Tidak! Reynand tak ingin membuat nonanya kesal.

Mereka bertiga berlari melihat hasil foto mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka bertiga berlari melihat hasil foto mereka. Reynand menyerahkan kamera itu pada Amanda dan teman-temannya karena saku celananya terus bergetar. Ia merogoh dan mengambil handphonenya. Ed? Kening Reynand mengernyit dan langsung mengangkatnya.

"Iya, Ed?"

"Cepat pulang! Tuan sudah siuman."

Mulut Reynand menganga dengan mata berbinar. Ia matikan sambungan telepon cepat, lantas menghampiri nonanya dan mengajak mereka untuk segera pulang. Reynand tidak memberitahu alasannya, jadi Amanda dan kedua sahabatnya kebingungan.

"Mommy, daddy.." David mengedarkan pandangannya. "Dokter Kevin, Mariah..." Ia mengernyit saat melihat seorang pria yang berdiri disana. Ia sampai menyipitkan mata melihat pria itu. Pria itu pun mendekat.

Count Down [The Rest Of Life]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang