Julia Aaron. Gadis berusia 20 tahun itu mengemudi dengan kecepatan lebih dari biasanya saat ia mengendarai mobil. Wajahnya menunjukkan rasa cemas. Ia ingin segera sampai pada tujuannya.
Gadis bersurai pirang itu berjalan bergegas memasuki sebuah mansion. Langkanya terhenti dan disambut hangat oleh seorang pemuda yang tampan. Gadis itu menghamburkan diri di dada pemuda itu.
"I've missed you, Pete!"
"So did I, Julia."
Mereka mengurai pelukan dan berjalan pasti masuk ke dalam kamar pemuda itu. Julia duduk manis di sofa yang ada. Peter mengambil dua kaleng minuman dan meletakkannya di atas meja yang ada di depan Julia. Gadis itu tampak gelisah.
"Ada apa denganmu, Julia? Kau tiba-tiba ingin bertemu dan datang kemari?"
"Aku ingin bertemu Evelyn. Dia.. sepupumu, kan?"
Peter mengernyit lalu mengangguk. "Ya. Darimana kau tahu?"
Julia menghela napas. "Irish temannya saat masih di SMP. Aku ingin bertemu dengannya, Peter. Aku mohon!"
Mendengar penuturan Julia, Peter memalingkan tatapannya. Pemuda itu nampak berpikir. Manik mata Julia mengekori semua pergerakan Peter.
"Peter! Ada apa?" tanya Julia.
Peter meneguk salivanya dan menatap lekat Julia. "Aku tidak yakin dia mau bertemu dengan orang lain."
"Aku tahu dia memiliki kemampuan khusus," tegas Julia.
Peter mengangguk dan mengajak Julia beranjak ke tempat Evelyn biasanya. Jika pagi hari, Evelyn suka menghabiskan waktunya di taman belakang mansion dengan menggambar atau mendengarkan lagu. Dan benar, Evelyn ada disana. Gadis itu memegang sebuah pensil dan kertas putih. Tangannya terayun menggores kertas itu.
"Evelyn?" tukas Julia saat berdiri tepat di depan gadis bersurai cokelat itu.
Evelyn hanya diam menatap Julia dengan datar. Peter sudah lebih dulu duduk di sebelah kiri Evelyn. Sedangkan Julia, ia menatap gadis bermata biru itu seperti meminta izin. Gadis itu mengangguk sebagai tanda persetujuan. Julia menarik bibirnya tipis dan duduk di samping Evelyn.
"Evelyn, aku dengar... kamu adalah gadis berkemampuan khusus?" ucap Julia mengawali.
Evelyn diam.
"Aku dengar itu dari Irish," tukas Julia lagi.
Evelyn diam.
Julia menghela napas ketika Evelyn masih tidak bicara. "Aku datang kesini ingin menanyakan sesuatu," tukasnya menatap Evelyn dalam.
"Apa?" jawab Evelyn pada akhirnya tetapi tidak membalas tatapan Julia.
"Tentang.. kata-kata yang kau ucapkan pada Amanda."
Evelyn menoleh. "Jangan ikut campur, Julia! Kau akan mendapat balasannya! Pergilah! Dan jangan urusi urusan Amanda lagi!" tukas Evelyn dengan mata mendelik. Julia sampai terperanjat dengan sikap Evelyn yang tiba-tiba.
"A- apa maksud- mu, Evelyn?"
"Pergilah, Julia!"
Peter mencengkeram lengan otot Julia. "Sudah, Sayang! Ayo pergi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Down [The Rest Of Life]
Romance#14 in action (01-02/02/2019) Setiap kali mata ini terbuka, semua orang akan berkata betapa indahnya dunia ini. Tuhan menghiasnya dengan hangat sinar mentari di pagi hari menampakkan segala aktivitasnya. Taburan bintang di langit malam dengan se...