"Tak pernah kubayangkan hatiku merasakan kebahagiaan sesempurna ini. Terima kasih Engkau telah ciptakan malaikat yang luar biasa untukku."
Amanda Chaterine Williams
☘☘☘
"Kan ku jaga bidadari yang telah Kau kirimkan untukku sekuat tenaga bahkan jika aku tak dapat lagi menatap dunia. Ku berjanji kan jadikan dia wanita paling bahagia karena kesempurnaan dalam hidupnya."
Anthonio Luther Davidove
☘☘☘☘☘
Sepasang kekasih yang akan menyelenggarakan pernikahan itu memasuki area perkantoran Luther Property. Rencananya, ia akan mengajak calon istrinya meeting. Bukankah jika mereka sudah menikah, Amanda Chaterine Williams juga akan memiliki perusahaan ini. Secara.. jika sepasang insan menikah, harta laki-laki juga harta seorang wanita dan tidak berlaku sebaliknya.
"Selamat pagi, Tuan dan.. Nyonya Luther," sapa security di dekat pintu kaca otomatis.
Setelah mendengar sapaan security, Amanda mengangkat kedua alisnya dan menggigit bibir bawahnya sambil menoleh pada David. Namun pria itu hanya tersenyum padanya. Amanda semakin mengeratkan tangannya yang melingkar di lengan David. Mereka berjalan melewati lobi diikuti Eduardo dan empat bawahan lainnya. Setiap orang yang berpapasan dengan mereka membungkuk hormat dan menyapanya hangat. Senyum terus terutas di bibir Amanda. Sungguh, ia tak pernah merasa sebegitu dihormatinya.
"Ed. Sudah kau pastikan mereka berkumpul?"
"Sudah, Tuan. Malahan tadi Mr. Bratt menelpon saya menanyakan apakah Anda datang atau tidak. Pasalnya dua minggu lagi pernikahan akan diselenggarakan," jelas Eduardo.
David hanya tersenyum dan melangkah pasti. Setelah sampai pada ruang rapat, Amanda melepas lilitan tangannya. Eduardo menarik kursi dan mempersilahkan Amanda untuk duduk di samping David. Semua orang menoleh dengan sorot penuh tanya. Tak ada yang tahu jika Amanda akan datang.
"Ada yang keberatan jika calon istriku bergabung dalam rapat ini?"
"Tentu saja tidak, Tuan," jawab mereka serempak.
David menyunggingkan senyum sedangkan Amanda hanya tersenyum tipis. Tanpa basa-basi, David memulai rapatnya. Perusahaan mereka akan membangun mega hunian di kota Wagga Wagga. Presentator menjelaskan segala rancangan mereka. Amanda hanya ikut mendengar tanpa menanggapi. Dia memilih menggambar setangkai bunga di atas kertas putih. Ia hanya diam sedari tadi.
"Oke! Saya suka dengan desainnya. Segera kirimkan soft file-nya agar saya bisa mengoreksinya lebih rinci. Terima kasih untuk rapat hari ini."
Setelah mengatakan itu, David beranjak sembari menggandeng tangan Amanda. Bahkan David merengkuh pinggang gadis itu posesif saat berjalan beriringan. Eduardo hanya mengekor di belakang mereka.
"Oh. Selamat pagi, Presdir," sapa Tyra saat berpapasan.
"Pagi, Manajer Tyra," balas David tanpa menghiraukan wajah Amanda yang sudah ditekuk berlipat-lipat.
Kenapa wanita itu masih saja berkerja disini? Sayang sekali David pada wanita itu, gerutu Amanda dalam hati sampai dia tidak menyadari jika kakinya sudah memasuki ruangan David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Down [The Rest Of Life]
Romance#14 in action (01-02/02/2019) Setiap kali mata ini terbuka, semua orang akan berkata betapa indahnya dunia ini. Tuhan menghiasnya dengan hangat sinar mentari di pagi hari menampakkan segala aktivitasnya. Taburan bintang di langit malam dengan se...