"Tinggal sedikit saja aku dapat menyempurnakan hidup ini. Namun sedikit itu bagaikan hamparan samudera luas yang memisahkan. Tuhan! Katakan padaku apa yang harus kulakukan!"
Andrewmeda Luther Nicholas
☘☘☘☘☘
Pria berbalut setelan formal itu tengah duduk di bangku yang ada di mini bar salah satu fasilitas yang ada di mansionnya. Satu gelas bir dan beberapa botol yang sudah habis maupun yang masih ada isinya menemani malam sunyinya. Entah berapa liter minuman beralkohol ini masuk ke dalam tubuhnya. Saran dari psikolognya untuk mengalihkan pikiran kacaunya dengan bermain musik tidak berlaku hari ini. Hatinya benar-benar tak keruan dan pikirannya tak terkendali.
Ia menuang lagi bir itu ke dalam gelasnya dan mengangkatnya. "Selamat ulang tahun, David!" tukasnya langsung disusul tawanya yang meledak namun terdengar menyayat hati.
Ia meneguk bir itu. "Apa yang harus aku ucapkan untuk memberi selamat? Selamat atas pernikahan kalian.. Oh tidak! Jangan! Amanda, selamat. Tidak cocok," ucapnya lagi dengan tertawa.
Eduardo Frederick, pria yang usianya masuk dalam kepala tiga itu berdiri di dekat pintu menatap lurus tuannya yang sudah seperti orang gila. Ia miris melihat hal itu. Depresi yang menyerang tuannya memang luar biasa. Eduardo tak tahu apalagi yang akan terjadi saat pesta pernikahan nanti.
Anthonio Luther Davidove tak sanggup menanggung beban berat yang melandanya. Ia sampai berbicara sendiri dengan tertawa lepas meski air mata terus berderai melewati pipinya. Pikirannya berputar pada masa kecilnya.
"Andrew, kemarilah!"
Dua bocah remaja itu berlari menuju ruang keluarga saat Mommy mereka memanggilnya. Terbiasa dengan aturan yang mengharuskan sopan santun, mereka duduk manis di sofa.
"Lihat ini!" seru wanita itu menyodorkan selembar foto.
Remaja berusia 15 tahun itu menerimanya dengan kening mengernyit. "Siapa ini?"
"Itu putri sulung Tuan Thomas, Andrew. Namanya, Kayle Leana Williams. Selisihnya empat tahun denganmu. Bagaimana, cantikkan?"
Andrew menatap lekat wajah gadis dalam foto itu dan mengangguk. "Lalu apa hubungannya denganku?" tanyanya penasaran. Adik yang duduk di sebelahnya ikut melihat wajah gadis di foto itu.
Tn. Richard tersenyum. "Daddy dan Papa Thomas bermaksud menjodohkan kalian. Kamu mau, Andrew?"
Andrew dan David saling melempar tatapan. "Boleh, Daddy," jawabnya dengan tersenyum.
"Ct! Masih ada saja perjodohan. Aku ingin menikahi gadis yang ku cintai," sahut David.
Mommy tersenyum. "Bagaimana jika kamu mencintai gadis yang dijodohkan denganmu?"
Andrew tergelak melihat ekspresi David. "Lalu, hanya ada untuk Andrew? Aku?" sahut David disusul tawa semuanya.
Tn. Richard menyerahkan selembar foto kepada David. "Ini. Mungkin kamu bisa mencintainya. Tapi Daddy tidak menjodohkan, ya?"
David tersenyum. "Ini siapa, Dad?"
"Namanya Amanda Chaterine Williams. Putri bungsu Papa Thomas, adik Kayle. Cantikkan?"
David tertawa terbahak-bahak mengingat kenangan itu. Ia meneguk kembali birnya. Tiba-tiba matanya menajam dan tangannya mencengkeram kuat gelas itu.
PYAAR!!
Eduardo melotot melihat tuannya melempar gelas itu. Mariah yang berdiri di sampingnya meremas kuat lengannya. Wanita paruh baya itu sudah menangis tak keruan melihat majikannya menderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Down [The Rest Of Life]
Romance#14 in action (01-02/02/2019) Setiap kali mata ini terbuka, semua orang akan berkata betapa indahnya dunia ini. Tuhan menghiasnya dengan hangat sinar mentari di pagi hari menampakkan segala aktivitasnya. Taburan bintang di langit malam dengan se...