PART 12

202 12 0
                                    

"Bantu aku menerjemahkan perasaan yang sulit kuuraikan ini! Begitu kacau diriku melihatnya terluka."

Anthonio Luther Davidove

🔆🔆🔆🔆🔆

    Suara helikopter membangkitkan dirinya dari duduknya, berjalan cepat keluar dari mansion megahnya menuju pelataran. Terlihat seorang laki-laki turun dari helikopter dengan seorang gadis yang entah tidur atau tidak sadarkan diri dalam gendongannya. Laki-laki itu orang kepercayaannya. Dia berlari menghampiri gadis itu.

"Nona tidur, Tuan. Dia sangat shock dengan kejadian tadi," ucap orang kepercayaannya dengan menyerahkan gadis dalam gendongannya kepadanya.

"Kau istirahatlah juga!"

Pria itu melenggang masuk ke dalam mansion. Dengan penuh kasih sayang ia menggendong gadis itu. Sesekali mengamati paras cantiknya. Ia membaringkan pelan agar gadis itu tidak terbangun.

"Mariah, panggil dokter Kevin ke sini!"

"Baik, Tuan."

Wanita paruh baya itu membungkukkan badan dan melenggang pergi keluar kamar. Pria itu mengamati wajah damai gadis yang sangat ia sayangi. Mengapa aku begitu takut akan kehilangannya? Apakah aku- Dokter datang dan memecah lamunannya. Dokter memeriksa keadaan gadis itu.

"Bagaimana, Dok?"

"Tuan David, Nona Amanda mengalami shock berat. Bisa saja ini menyebabkan trauma pada psikologisnya."

Dokter Kevin sudah bekerja untuk keluarga David bertahun-tahun. Dia sudah seperti dokter pribadi keluarga ini. Dokter Kevin menjelaskan dengan rinci keadaan Amanda. Setelah memberi resep, dokter itu pamit undur diri. Reynand dan Mariah ada di sana. Reynand menurunkan tas ransel dan beberapa tas kertas Amanda di sofa, lalu mendekat kearah Tuannya. David menyerahkan resep dari dokter Kevin kepada Reynand.

"Tuan. Saya mencurigai sesuatu."

"Mariah. Bisa kau ambilkan kompres air hangat untuk Amanda?" Pertanyaan sekaligus perintah yang dilayangkan Tuannya itu membuat Mariah pergi keluar kamar setelah memberi hormat.

"Apa yang kau curigai?"

"Teman-teman Nona, Tuan. Sepertinya mereka terlibat dalam insiden ini."

"Teman-teman?" David mengernyitkan dahi. Ia tidak paham dengan penuturan pengawal pribadi gadisnya itu. Reynand menghela napas berat.

"Ada dua orang teman Nona yang menunjukkan sikap aneh. Dan malam kejadian itu saat kami ada direstoran, salah satu dari mereka bilang handphonenya ketinggalan. Sehing-"

"Cukup, Reynand. Kita diskusikan ini besok bersama Eduardo. Kau istirahatlah. Aku ingin menemani Amanda."

"Maaf, Tuan."

"Apa Andrew sudah pulang?" Ya, Andrew keluar kota sejak dua hari yang lalu. Reynand menggeleng.

TOK! TOK!

"Ini Tuan kompresnya."

"Letakkan saja di atas nakas!"

Count Down [The Rest Of Life]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang