PART 19

164 14 0
                                    

    Amanda menangkap bayangannya di cermin. Ia sudah cantik dengan balutan dress tanpa lengan berwarna cream kombinasi hitam separuh paha. Rambutnya diikat sedikit ke belakang yang membuatnya terlihat begitu cantik. Polesan make-up yang natural menambah pesonanya. Meski masih pagi, Amanda sudah siap. Ya! Ini hari kelulusannya.

"Sayang! Ayo berangkat! Toganya dipakai di sekolah, kan?"

"Iya, Mama."

Hari ini, Mama dan Papa menemaninya. Hati Amanda bahagia meski masih ada yang terasa kurang. Mobil melesat memasuki area sekolah yang sudah dihias sedemikian rupa. Amanda turun dari mobil dan berjalan di tengah kedua orang tuanya.

"Amanda!"

Suara itu. Tentu saja Beby yang hobi berteriak. Tapi teriakan itu pasti akan dirindukan. Beby sudah berdiri dengan Stephanie, Felix, dan Gherald. Setelah meminta izin dari orang tuanya, Amanda bergabung bersama teman-temannya.

"Kamu cantik sekali."

"Jangan berlebihan, Stephanie!"

Ketiga gadis tadi berjalan beriringan memasuki ruang khusus yang disediakan sekolah. Mereka akan mengenakan toga masing-masing di sana. Setelah semua siap, suara instruksi membuat mereka memasuki gedung yang sudah didekor begitu cantik. Para orang tua sudah duduk berjajar rapi. Di kursi bagian belakang, adik kelas mereka sudah mulai memadati.

"Kak Amanda!! Kami yakin kamu peringkat satu!"

"Kak Felix!!"

"Kak Gherald!!"

Teriakan histeris adik kelas menggema saat mereka memasuki gedung wisuda purna. Mereka terlihat cantik dan tampan. Wajah mereka memancarkan sinar kebahagiaan. Mereka duduk di kursi masing-masing.

"Kenapa aku dan Stephanie tidak diteriaki, ya?"

"Bwahahaha."

"Felix! Kenapa malah tertawa, sih?!"

"Habisnya kamu sangat menggemaskan, Beby."

Pipi Beby merona dibuatnya. Pembawa acara sudah melakukan check tanda sebentar lagi acara dimulai. Rangkaian acara sudah dibacakan. Setelah ini prosesi wisuda. Dilanjutkan sambutan, lalu pengumuman sepuluh lulusan terbaik dan ya, closing. Tidak perlu banyak-banyak. Para orang tua disini serba sibuk.

Sambutan dari kepala sekolah, ketua panitia, dan perwakilan kelas tiga sudah selesai. Tiba pada acara yang dinanti seluruh siswa yang bersekolah disini. Yap! Pengumuman sepuluh lulusan terbaik. Semua tampak antusias mendengarkan.

"Bagi seluruh siswa yang namanya dipanggil, harap naik ke atas panggung!"

Wajah mereka begitu tegang. Tidak hanya para wisudawan, adik kelas dan orang tua mereka juga menampilkan raut muka yang menyeramkan. Apalagi Sarah Doutler anak kelas 3A. Dia selalu berambisi mendapat peringkat satu paralel untuk mengalahkan Amanda.

"Peringkat sembilan, Jennifer Beby Agatha!"

Mereka berlima menganga lebar. Beby sendiri tidak percaya. Dengan wajah semringah, Beby berjalan anggun menaiki panggung. Beby memang pintar. Dia selalu masuk dalam lima besar di kelas. Tapi tidak menyangka saja, karena semester kemarin dia peringkat enam.

"Peringkat tujuh, Tamara Adeline!"

Waw! Satu kelas Amanda masuk ke dalam sepuluh besar lagi. Kelas mereka bersorak ria. Beby juga tertawa sambil melambaikan tangannya pada Tamara yang berjalan ke atas panggung.

"Peringkat lima, Stephanie Rosie Allepo!"

"Selamat, Stephanie!"

"Peringkat empat, Gheraldo Abraham!"

Count Down [The Rest Of Life]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang