PART 27

157 11 0
                                    

    Amanda duduk di kasur bersandar tumpukan bantal yang telah ia tata rapi. Kakinya ia luruskan dan pahanya menopang laptop. Di sampingnya terdapat sebungkus kripik kentang juga sebotol orange juice. Ia membuka laptopnya dan bersiap melakukan video call bersama teman-teman. Suasana pagi yang cerah mendukung mood Amanda semakin baik. Pintu balkon dan jendela ia biarkan terbuka hingga gordennya bergoyang-goyang karena angin yang menerobos masuk.

"Halo, Amanda!"

"Hey, Beby!" pekik Amanda ketika telah tersambung.

"Sebentar, aku akan menyambungkan dengan Stephanie dan Gherald."

Amanda mengangguk. Ia membuka kripik kentangnya dan memakannya sembari menunggu Beby. Ia menatap layar laptopnya dan terlihat Stephanie dan Gherald sudah tersambung.

"Hey!" tukas Amanda.

"Stephanie, ayo!" Beby menginstruksi. Amanda mengangkat satu alisnya tanda tak mengerti. Mereka terlihat menghitung satu sampai tiga.

"Happy birthday!!!" pekik mereka serempak. Amanda tersenyum lebar dan menutup mulutnya dengan tangan. Matanya sampai berkaca-kaca karena bahagia.

"Oohh, Amanda speechless," ucap Stephanie di ujung sana.

"Terima kasih teman-teman. Kalian memang sahabat terbaikku. Aku menyayangi kalian!"

"Kita juga menyayangimu, Amanda!" sahut Beby dari sana.

"Kau jadi berlibur ke Amerika bersama Stephanie?" Felix mengganti topik. Amanda mengangguk.

"Kenapa ke Amerika? Berlibur sama kita aja di London, Amanda!" rengek Beby.

"Enak saja! Kalian sudah berdua. Aku kan disini sendiri!" sarkas Stephanie.

"Memangnya Gherald tidak kesana?" sahut Felix.

Gherald diam. Stephanie tampak menunggu jawaban. Stephanie sudah meminta Gherald kesana, tapi Gherald menolak. Katanya dia mengambil kelas percepatan jadi meski libur dia tetap sibuk.

"Sudahlah! Kita juga tahu alasan Gherald. Aku yang akan berlibur dengan Stephanie," ucap Amanda.

Perbincangan dengan canda tawa terus mengalir. Namun ini sudah jam sepuluh pagi. Amanda telah melakukan video call selama dua jam setengah. Mariah berjalan untuk memeriksa apakah nonanya baik-baik saja, karena semestinya waktu sarapannya satu jam yang lalu.

"Nona!" sahut Mariah melalui intercom.

"Sebentar, ya?" tukas Amanda pada teman-temannya.

"Oh tidak, tidak, Amanda. Kita sudah video call lama. Aku mau tidur. Sudah ngantuk, kan Felix," tukas Beby seraya melirik Felix. Felix mengangguk setuju.

"Em, aku juga mau mandi, Amanda," tambah Stephanie.

Sebenarnya Amanda tidak rela. Tapi, ya sudahlah. "Baiklah kalau begitu," tukasnya.

"Bye, Amanda!!" pekik Beby dan Felix bersamaan.

"Bye!" tambah Gherald.

"Bye, ma bestie!!" tutup Stephanie.

Amanda menghela napas ketika semua panggilan sudah terputus. Ia menutup laptopnya dan beranjak dari sana. Ia membuka pintu dan mendapati Mariah masih berdiri disana.

"Nona baik-baik saja, kan?" Mariah memastikan.

"Iya. Tadi aku video call dengan teman-teman sampai lupa sarapan," ucap Amanda sambil terkekeh.

Count Down [The Rest Of Life]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang