Chapter 44 - Husky

1.2K 244 54
                                    

[from Sehun, to]

Karena komen nembus seratus, jadi gue triple! Makasih ya ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena komen nembus seratus, jadi gue triple! Makasih ya ✨

.
.
.

Gue gak tega.

Malem ini hujan dan setelah gue lihat keluar, gak ada satu orang pun yang muncul meskipun gue yakin ada yang mencet bel tadi.

Seekor anjing ras Siberian Husky duduk manyun depan gue, dia gak ngelolong tapi wajahnya sedih.

"Seulgiii!!" Teriak gue panggil tuh cewek dilantai dua.

"Ya!"

"Kebawah deh."

"Ngapain?"

"Kebawah cepetan."

"Gak mau! Kamu kan udah gak akan pernah beliin aku eskrim lagi! Jadi jangan pernah minta tolong!"

Dasar -_-

Kasian nih anjing.

"Aku bercanda. Besok aku beliin 3 mangkuk deh."

Gak kedenger suara.

Kayaknya dia beneran marah sama gue.

Tuk

Tuk

Tuk

"Apa?"

Lah?

Dia udah muncul aja samping gue.

"Ada yang buang anjing."

"Ya Tuhan."

Anjing ini mulai nangis. Kasian.

"Bawa keatas ayo Ose."

"Dia gak mau."

"Sialan! Ini siapa yang buang coba, anjing segini lucunya. Mana dirumah gue lagi! Dasar brengsek!"

Oke.

Seulgi ngumpat?

Dia ngumpat.

Gue jaraaaaaaaaaaaang banget denger dia ngumpat. Agak bikin gue shock.

Glek.

"Mau kita kemanain?"

"Penitipan hewan? Atau organisasi pelindung hewan? Atau hewan-hewan liar?"

"Yang bener lah, Gi."

"Ya kamu pake nanya, anjingnya aja gak mau kemana-mana. Liat tuh, dia nangis terus."

Yakali gue gak liat.

Pada akhirnya kita nyimpen payung, makanan Moko sama tempat yang lebih layak buat Husky diem.

Alfetic ToneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang