[from seulgi, to]
Baru gue mau balik, gue liat ada Sehun di kampus lagi sama Mura.
Iya, gue ngerti kok.
Gue cabut tanpa mau repot ngeliat kegiatan mereka.
"Seulgi."
"Hm?"
"Buku Lo ketinggalan."
"Ah, iya. Makasih."
"Hari ini jadi kan kerja kelompok?"
Aduh, iya gue lupa.
"Ohhh iya iya jadi. Dimana?"
"Rumah Olin."
Jir jauh.
"Gak bisa sekitaran kampus?"
"Yah telat, kemaren kita sempet bahas di chat line tapi Lo gak muncul, gue kira udah setuju."
"Emang anak-anak udah pada disana?"
"Udah, tinggal kita doang."
"Hm, yaudah deh."
"Lo berangkat sama siapa?"
"Kayaknya naik umum, gue lupa gak bawa mobil."
"Bareng gue aja udah."
"Ok deh."
Sampe sekitaran malem lah ya, gue baru kelar kerkom. Gue balik dianter sama temen sekelas tadi.
Dua jam perjalanan, gue nyampe.
Di halaman gue liat kaca rumah, nyala. Sehun pasti tadi balik duluan.
"Makasih Mino," kata gue.
"Sama-sama Gi. Btw, Lo sama siapa di rumah?"
Harus banget yah nanya.
"Sama orang lah."
"Iyah sih. Mm Gi, gue pengen ngomong sesuatu."
"Sekarang banget?"
"Entahlah, kalau gak sekarang gak tau kapan lagi."
"Ok, jadi Lo mau ngomong apa? Jangan ngingetin tugas please! gue baru selesei bimbingan."
Mino senyum, yaiya sih serius gue tapi dikira bercanda.
"Gue suka sama Lo, dari semester satu."
Hah?
What de hell?
"Gue jelek Mino, apa coba yang bikin Lo suka?"
"Kadang kita gak butuh alasan untuk sekedar naruh hati, gue gak maksa buat Lo jawab sekarang. Tapi kalau lo mau nerima perasaan gue, please dateng besok. Ke Kafe langganan anak-anak kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfetic Tone
Romance𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙛𝙞𝙣𝙞𝙨𝙝 Dipertemukan takdir sebagai sejoli adalah keajaiban semesta akan pengaturan manusia. Hal ini berlaku bagi mereka yang bersama atas nama cinta. Namun, bagaimana jika bahtera rumah tangga justru menyatukan dua orang tak sal...