[from seulgi, to]
Sehun udah pulang lagi ke US.
Gue ngasih tau dia, bulan depan gak usah ke Indo, duitnya mening di tabung kecuali dia gak akan ngeperpanjang kontrak.
Dia setuju.
Kebimbangan dia berhasil nyeret gue jadi ikutan bingung.
Serba salah kalau gue sendiri belum lulus, mau bantu susah gak bantu gak tega.
Tentang dia yang pengen bangun perusahaan, gue tau dia serius dan gak main-main. Sebenernya disamping ngumpulin duit, Sehun juga lagi ngumpulin relasi buat dijadiin partner bisnis. Ka Suho juga mau ikut bantu, gue harap jalan suami gue bakal baik dan lancar.
Gak kerasa sebulan udah berlalu.
Gue udah ngelewatin banyak hal di semester tujuh dan bulan depan gue UAS lalu fokus nyusun skripsi.
Kalau gak ada halangan gue pengen nyelesein skripsi selama dua bulan, tapi kalau gak bisa juga gak apa-apa ngalir aja. Terpenting kuliah tetep empat tahun.
"Kai nembak gue."
Seketika gue sama Beha yang masih asik makan eskrim nyaris muntah dan belepotan. Acara santai di rumah Keris mendadak hening.
"Nembak?"
"Iyah."
"Kok?"
"Alemong! Gue juga bilang sama Lo! Kai serius, Lo sih masih mainin dia."
Beha bener, karena posisinya keris masih punya pacar dan lagi LDR.
"Terus Lo tolak?"
"Yaiyalah."
"Ya goodbye aja berarti. Mana ada juga cowok yang udah ditolak masih mau ngedeketin cewek yang sama."
Lagi-lagi Beha hampir bener. Sehun sama sekali gak nyinggung tentang sahabatnya apa jangan-jangan, dia juga belum tau?
"Udah lepasin Kai, Lo jangan serakah. Kalau dua-duanya ninggalin baru tau rasa."
"Iya gue tau. Tapi gelagat pacar gue juga aneh, makanya gue lanjut sama Kai."
"Gue menghargai hubungan Keris, menurut gue apa yang Lo lakuin salah. Pilih salah satu dan minta maaf sama yang udah Lo lukain. Biar Lo gak nyimpen sesal."
"Tuh denger Seulgi,"
"Pasti Lo masih sakit hati sama Loey yang udah punya pacar ya?"
"Seengaknya, gue berhasil selamatin pernikahan. Lo juga masih punya kesempatan."
"Jadi mana yang mau Lo pilih? Kai atau pacar Lo?"
"Ya orang gue udah nolak Kai."
"Jangan ganggu dia lagi berarti. Kasian Lo cuman mainin perasaan anak orang."
"Gue gak bermaksud."
Hm.
Gue ngerti posisi Keris, kadang kala kita emang gak berniat jahat sama orang lain tapi sikap kita justru ngelakuin sebaliknya.
Telpon gue geter, panggilan masuk dari Ka Chanyeol.
"Mau makan diluar lagi?"
"Iyah nih, gue udah ada janji." Jawab gue sama Beha yang belakangan baru gue sadar dia mulai hapal kebiasaan gue.
"Emang kemana adiknya? Sampe ngajakin Lo mulu?"
"Nala masih Les, lagian kita juga kadang makan bareng Mamih Papah."
"Ka Chanyeol emang sebaik itu ya sama Lo?"
"Karena Sehun lagi diluar negri, jadi ya mungkin dia ngerasa bertanggung jawab sama Lo."
"Maybe, tapi gue cuman ngerasa dia perhatiaan banget sama Lo."
"Bukan cuman gue doang,"
"Sehun gak pernah cemburu?"
"Dia malah dukung gue, cuman kalian sama Ka Chanyeol yang dipercaya buat nganter gue balik dan nemenin makan."
"Gitu ya, tapi tetep aja dia cowok."
"Ngelantur Lo."
Gue angkat telpon Ka Chanyeol setengah jam kemudian mobil jemputan dia datang. Sehabisnya gue pergi, nikamatin dinner yang udah ipar gue book.
See ya, in next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfetic Tone
Romance𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙛𝙞𝙣𝙞𝙨𝙝 Dipertemukan takdir sebagai sejoli adalah keajaiban semesta akan pengaturan manusia. Hal ini berlaku bagi mereka yang bersama atas nama cinta. Namun, bagaimana jika bahtera rumah tangga justru menyatukan dua orang tak sal...