Chapter 48 - Cahaya ⭐

1.5K 250 61
                                    

[from Sehun, to]

Seberkas cahaya masuk dan ngehalau pandangan hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seberkas cahaya masuk dan ngehalau pandangan hitam. Malem ini berteman langit sebagai saksinya, gue gak bisa berkata-kata saat Seulgi narik badan gue dan tiba-tiba nyium.

Bibir lembut dia, nyentuh bagian sensitif wajah gue. Ada perasaan tenang, nyaman dan hangat. Sesuatu yang gak gue ngerti adalah saat gue mencoba ngegapai sebuah sensasi aneh nan indah yang seulgi kasih, bibir kita kelepas.

Seulgi minta maaf dan nunduk dengan malu juga takut. Tapi buat gue itu pemandangan yang menggemaskan dan menyenangkan.

Cuman sayang, gue belum selesai.

"Bukan begitu caranya," kata gue dan langsung bawa bibir dia dibawah kendali.

Kita ciuman untuk kedua kalinya.

Tangan kanan gue ngejaga kepalanya biar gak mundur setiap kali gue berusaha kasih tekanan dan sebelah lagi gue taruh dipunggungnya biar dia gak jatuh.

Gue tau saat-saat kayak gini, bakal bikin badan lemes dan beneran terbukti.

Entah udah berapa lama, gue gak pernah ciuman. Bibir seulgi manis, gue nikmatin perlahan bagian atas juga bawahnya. Sesekali gue gigit atau gue coba terobos pake lidah. Tapi, kayaknya seulgi belum pernah ciuman sebelumnya.

Dia pasif.

Gak mau nerima sambutan dari gue.

Gue gak mau berhenti.

Disela-sela nafas kita, gue tau seulgi shock. Dia megang baju gue kenceng banget, tapi sekali lagi gue tegasin gue gak akan berhenti.

Udah cukup buat gue nahan diri akan seulgi selama beberapa hari ini. Udah cukup buat gue larut dalem kebingungan yang gak gue ngerti akan seulgi.

Bibir kita balik nyatu, jantung gue super deg-degan. Gue sudutin seulgi ke tembok.

Gue gak mau seulgi sampe lepas.

Rasanya gue pengen lebih dari ini. Gue gak berhenti nerobos bibir seulgi, sampai akhirnya dia nyerah dan ngebuka mulutnya. Beberapa kali gue gigit bibir bawahnya lembut atau sesekali justru bibir atasnya.

Pernah gak sih Lo ada disatu kondisi, Lo harus puasa lamaaaaa banget. Begitu dihadapan Lo dikasih sesuatu yang Lo pengen, Lo jadi serakah dan gak mau berhenti.

Itulah gue saat ini.

Kita sama-sama ambil nafas lagi.

"Se, Sehun." Kata seulgi, dia melas.

"One more time."

Dia ngegeleng lemes.

"Tolong berhenti."

Seulgi mulai nangis,

"Tolong."

"Tapi kamu yang mulai seulgi. Aku gak bisa, aku pengen kamu."

"Sehun..."

"Please one more time, please."

Gue gak nunggu persetujuannya dan ngelakuin hal itu buat kesekian kali.

Ini candu, gue seolah punya narkoba jenis pribadi yang bikin gue terus pengen pake.

Sekali lagi gue ngelahap bibir Seulgi yang super manis. Gue suka, gue berikar mulai sekarang rasa bibir ini jadi favorite gue.

Cup!

Gue kecup bibir dia sebagai sesi akhir dari malem deg-degan ini.

Begitu kita berajarak, wajah Seulgi bersemu merah, nafas kita sama-sama ngeburu.

Seulgi nunduk.

Dia nangis. Badan dia gemeter.

Ini mungkin pertama kalinya buat seulgi, gue tau dia pasti gak nyangka.

Gue peluk Seulgi dan ngusap punggungnya. Nenangin. Sebagai manusia gue ngerasa bersalah. Tapi sebagai cowok gue gak nyesel udah nyobain bibir paling manis disepanjang hidup gue.

"Maafin aku." Kata gue, nyium puncak kepalanya.

Beberapa menit berlalu, dia berhenti nangis. Gue lihat wajah Seulgi, sembab banget.

Hah.

"Maafin aku," kata gue sekali lagi.

Gue hapus air matanya, tapi begitu lihat bibir dia.

Damn it!

Berdarah anjir!

Fix.

Pasti gue main kasar.

"Kita istirahat yu, bibir kamu... luka."

Dia nangis lagi jadi makin kenceng.

"Aku obatin. Aku janji bakal obatin."

Dia tetep nangis.

Gue langsung gendong seulgi, dia sembunyi di leher gue, seperti biasa.

Begitu mau turun, pintu rooftop kebuka. Padahal gue yakin udah ditutup.

Apa jangan-jangan tadi ada orang juga disini?

Shit!

Siapa yang ngeliat gue nyium seulgi?

n o t e d

ciuman dong mereka:")

awas baper Lo pada! Wwkwkwk

See ya, in next chapter!

Alfetic ToneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang