2 (Revisi)

24.2K 650 8
                                    

"Jangan memandangku seperti itu, aku takut pandangan itu jadi dosa"

Sania Putri Maheswara

*****

BRUKK....

"Aww...Astagfirullah"pekik Sania yang terjatuh karena menabrak sesorang.

"Maaf, kamu tidak apa-apa?" Tanya seseorang yang menabrak Sania.

"Iya tidak apa-apa, permisi" Dengan berdiri dibantu temannya Sania langsung saja melanjutkan jalannya.

"Iya" singkat pemuda itu sambil terus memandang punggung mereka bertiga yang sudah menjauh.

Sedangkan tiga gadis ini masih saja berjalan tergesa-gesa. Sebenarnya hanya Sania yang tergesa-gesa dan kedua sahabatnya hanya mengikutinya saja.

"Aduh Sania kenapa kamu narik kita kaya gini? keluh Aisyah dengan ketusnya

"Kamu ini gimana sih, tadi yang nabrak aku itu laki-laki kan? Kamu tau kan Syah?" ketus Sania pada Aisyah.

"Iya tau San tapi gausah pake narik-narik segala, emang kamu tadi galiat itu tuh pangeran yang nolongin akuu" antusias Aisyah dengan girangnya

"HAH" kaget Sania dan Ida bersamaan

"Kalian kenapa?" Bingung Aisyah.

"Kenapa kamu nggak ngomong Syah kalo yang nolongin ganteng kaya dia tadi" histeris Ida tak kalah antusias. Disini hanya Sania yang membolakan netranya tak habis pikir dengan kedua sahabatnya.

"Astagfirullah ini kenapa pada mikirin laki-laki yang bukan mahramnya sih. Awas loh zina" ketus Sania namun masih tetap memperingatkan kedua sahabatnya.

"Astagfirullah" Aisyah dan Ida kompak.

"Udah yuk ke kelas habis ini bel, jangan mikirin yang iya-iya lagi" ajak Sania

"Siap ustadzah" Kompak Ida dan Aisyah sambil berhormat bendera. Dan membuat Sania geleng-geleng karena sikap mereka.

*****

Suasana kelas kali ini begitu riuh karena belum ada guru yang memasuki kelas yang di huni Sania dan kedua sahabatnya.

Keriuhan itu sirna ketika tiba-tiba datang seorang guru dengan satu murid baru sepertinya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu" salam guru tersebut.

"Waalaikum salam warahmatullahiwabarakatu" kompak semua murid menjawab salam.

"Baik anak-anak ibu membawa teman baru buat kalian, silahkan nak perkenalkan namamu" titah bu Yuli selaku wali kelas mereka.

"Baik bu" jeda beberapa detik "Assalamualaikum perkenalkan nama saya Muhammad Rasyid Syahputra saya pindahan dari Bandung karena orang tua pindah tugas di sini jadi saya ikut pindah. Semoga kita bisa berteman. Terimakasih" perkenalan Rasyid dan kelas pun ramai dengan bisik-bisik yang masih terdengar ada juga yang langsung menyapa dan minta nomor whatssapp.

*Hai Rasyid

Aaaa ganteng banget

Minta nomernya dong

Sini duduk sebelah aku

Calon idaman*

Mungkin seperti itulah keriuhan kelas ketika kedatangan murid baru, tapi tidak dengan Sania Putri Maheswara yang hanya diam dan menatap tak tentu arah, Sania tidak sadar jika yang perkenalan didepan adalah laki-laki yang tadi menabraknya. Dan tanpa Sania sadari sedari tadi mata laki-laki itu terus memandangi Sania dan ada senyum yang tercetak dibibir laki-laki tersebut

Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang