58

13.6K 524 22
                                    

"Abaikan rasa sakit itu atau jika tidak kamu tidak akan merasa bahagia"

(Ali bin Abi Thalib)

****

Satu minggu setelah kejadian bertemunya Anas, baik Sania maupun gus Aji semakin dekat dan harmonis meski belum ada anak yang hadir diantara hubungan mereka.

Sania sendiri sudah mulai kembali shalat dua hari yang lalu, Sania pula sudah melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

Rencana hari ini adalah kembali ke pondok pesantren Al Furqon karena hampir dua minggu semenjak menikah baik gus Aji dan Sania meninggalkan pondoknya.

Gus Aji sendiri memang harus segera kembali karena ia meninggalkan banyak santri yang membutuhkan bimbingannya.

****

Suasana pondok pesantren Al Furqon masih saja hangat tentang pernikahan gus Aji. Terlebih para santri masih penasaran sosok wanita yang bisa memikat putra sulung pemilik pondok pesantren Al Furqon yang terkenal dingin.

Banyak santri yang bertanya pada adik dari gus Aji ketika dimadrasah ataupun dipondok pesantren ketika sedang kegiatan dan kebetulan ada ning Ela adik gus Aji.

Seperti sekarang ini sedang kegiatan kerja bakti dan bersih pondok karena beberapa hari lagi akan ada harlah pondok yang ke limapuluh tahun. Jadilah kebersihan pondok termasuk yang terpenting.

Banyak santri putra maupun putri yang melakukan bersih pondok dengan bercerita ataupun bersenda gurau.

Begitu juga dengan ning Ela, walaupun notabennya adalah putri bungsu pemilik pondok, namun tidak membuat ning Ela besar kepala. Ia justru sering kali berbaur bersama santri sebanyanya.

"Ning boleh gabung mbak" tanya ning Ela setelah mengucap salam pada beberapa santri yang sedang bergerombol menyapu halaman dan mencabut rumput.

"Eh ning nanti kotor, ndak usah kita saja. Ning menepi saja ini cuacanya panas" tolak salah satu santriwati yang mengetahui jika yang meminta bergabung adalah adik gus Aji.

"Ndak usah seperti itu ning ndak papa, boleh ya mbak" pinta ning Ela lagi.

Beberapa santriwati yang didepan ning Ela pun tampak saling bertatapan sebelum akhirnya menganggukan kepala mengiyakan permintaan ning Ela.

"Ya sudah boleh ning, tapi kalo capek istirahat nggeh ning" pinta salah satu santriwati. Ning Ela hanya mengangguk dengan tersenyum penuh keceriaan.

Suasana kerja bakti kali ini sangat ramai, meskipun panas namun semangat santri tetap semangat mengalahkan panasnya matahari.

Senda gurau dan candaan terlontar dari ning Ela dan beberapa santriwati yang sedang sibuk mencabuti rumput.

"Wah cacingnya lucu" ucap salah satu santriwati yang diketahui bernama Tia.

Sontak semua mengarahkan pandangannya pada Tia yang sedang memegang cacing dengan tangannya langsung.

"Ih Tia jangan dipegang gitu kasian balikin aja" pinta salah satu santriwati teman Tia.

"Lucu tauk" jawab Tia santai.

Ning Ela yang melihat tingkah teman temannya ini hanya terkikik geli karena tingkah mereka.

Suasana kembali hening karena kembali berkutat pada sapu dan cangkul kecil untuk membantu menyabut rumput yang susah.

"Ning saya boleh tanya" tanya Tia yang kini melihat kearah ning Ela

Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang