"Siapa dirimu? Saat pertama kali melihatmu hatiku bergetar. Dan entahlah semoga bisa bertemu denganmu kembali"
Sania Putri Maheswara
****
Sementara ditempat lain ada seorang gadis yang sudah diintrogasi oleh teman-temannya siapa lagi kalau bukan Sania.
Dengan menghela nafas Sania mulai bercerita dengan temannya.Entah mengapa cerita kali ini begitu antusias, padahal yang terjadi kan pencopetan. Sania saja heran dengan dirinya yang merasa terlalu aneh setelah bertemu dengan laki-laki tadi yang ia tahu namanya Aji.
"Kalian kan yang nyuruh buat berpencar, ya disitu pertemuannya. MasyaAllah baik banget dia tauk" antusias Sania yang membuat kedua sahabatnya bertukar pandang.
Jarang-jarang gadis ini mau bercerita apalagi perihal lawan jenisnya. Jangan bilang dia suka.
Setelah bercerita panjang lebar dengan sahabatnya Sania merasa lega walaupun hatinya dan pikirannya masih memikirkan kejadian tadi sampai pada lamunannya buyar ketika Ida kembali bertanya.
"Kamu jatuh cinta sama laki laki itu San?" Polos Ida berusaha mengintrogasi sahabatnya ini.
"Hah! ti..tidak lah mana mungkin baru sekali langsung jatuh cinta" gugup Sania dengan menyembunyikan wajahnya yang mungkin sudah merona.
"Kok kamu gugup gitu San?" tuding Aisyah yang melihat gelagat aneh pada Sania.
"Ah tidak Syah itu hanya perasaanmu saja" Alibi Sania yang tak ingin jika kedua sahabatnya mengetahui apa yang sedang ia pikirkan.
"Habis makan kita pulang ya ciw, aku capek ini juga udah hampir masuk waktu dzuhur jadi pulang kuy" lanjut Sania mencari topik pembicaraan lain agar tidak ditanya hal-hal yang membuat Sania pusing.
"Kuylah habisin dulu" ujar Ida.
Setelah makan mereka bersiap pulang kerumah masing-masing. Namun Sania ingin ketoko kue ibunya mumpung libur ia ingin membantu ditoko dari pada dirumah sepi sendiri.
"Eh Da anterin aku ke toko kue ibu ya, aku males dirumah sendirian" pinta Sania pada Ida yang hanya mendapatkan anggukan dari sang empunya.
"Kamu gamau main kerumahku aja San sekalian sama si Ida" Ajak Aisyah yang mendapatkan gelengan kepala dari Sania tanda ia tak mau.
"Iya ayo San sekalian qtime lagi kita" ujar Ida sedikit merayu Sania disini.
"Enggak lah guys, aku pengen bantuin ibu ditoko kasihan" jujur Sania. Bagaimanapun juga Sania ingin tetap berbakti kepada ke dua orang tuanya dan salah satunya dengan cara ia membantu sang ibu di toko kue miliknya.
"Yaudin deh aku anter nanti sampe depan toko" Pasrah Ida dengan senyuman manisnya
"Aaaa cinca muucih eak" Kedua sahabat Sania bergidik ngeri, tak biasanya sahabatnya se alay ini.
Setelah lama bercanda ria didalam mobil Ida, tak terasa mereka sampai didepan toko kue Sania atau toko milik ibu Iza ibunda Sania, toko itu sedang banyak yang mengantri dan ramai karena memang kuenya yang enak dan sudah terkenal dimana-mana.
Setelah turun dan berpamitan dengan sahabatnya, Sania langsung masuk dan membantu ibunya ditoko. Biasanya Sania membantu menyiapkan atau mengambilkan pesanan pembeli.
Sania sebenarnya bisa juga jaga di kasir tapi menurutnya terlalu ribet karena harus berurusan dengan komputer. Jadi Sania memilih membantu yang tidak membuatnya pusing.
****
Sementara dipondok Al-Furqon Nyai Latifah atau umi dari gus Aji sedang menyuruh gus Aji pergi membeli kue ditoko langgananya yang bernama Toko Kue Tsania yang terletak dikota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Dla nastolatkówCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...