"Memang hidup selalu berpasang- pasangan seperti setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan"
*****
Hari ini adalah hari dimana Sania wisuda kelulusan sekolah menengah atasnya. Sedari pagi Sania sudah bersiap dikamarnya yang berada dilantai dua bersama sepupunya Sovia.
Sania sudah rapi menggunakan long dress berwarna peach dengan hiasan brokat seperti rompi yang membuatnya terlihat anggun. Sania juga menggunakan jilbab yang dikepalanya terdapat sebuah mahkota yang terkesan membuatnya lebih cantik dan mempesona.
Make up yang digunakan Sania juga natural hanya sedikit polesan bedak dan liptint serta eyeliner tanpa bulu mata karena menurut Sania ia akan kesusahan melihat dengan menggunakan bulu mata.
Blush-on yang digunakan Sania juga terkesan tipis jadi hanya akan terlihat jika ia berada ditempat yang terang.
"Sayang apa sudah selesai nanti telat loh ayah juga sudah nunggu dibawah" ibu Sania mengingatkan putrinya yang sudah lama namun tak kunjung keluar kamarnya.
Pintu terbuka dan muncul lah Sania "Sudah bu, ayo berangkat sekarang" lanjut Sania.
"Masyaallah" kagum sang ibu kaget dengan anak sematawayangnya yang begitu anggun dan cantik. Maklum saja Sania tipe wanita yang apa adanya, jika ia ingin pergi ia hanya akan menggunakan bedak bayi dan sedikit lipcream warna bibir agar tidak terlihat pucat.
Beda dengan sekarang yang sudah dimake up walaupun tanpa bulu mata namun tetap saja terlihat cantiknya bahkan sangat cantik.
"Ibu kenapa? Sania jelek ya kaya orang tua atau Sania nggak cocok pake make up yang tebal bu. Sania tadi sudah bilang sama Sovia biar tidak memoles wajah Sania terlalu tebal dengan make up tapi ini Sovia banyak sekali menggunakan make up nya bu. Sania malu ndak PD juga bu" rengek Sania pada sang ibu yang mendapat gelengan dari ibunya yang masih saja tetap tersenyum pada putrunya ini.
"Ndak jelek sayang, putri ibu cantik kaya princess hari ini" ibu Iza menenangkan sambil menggelengkan kepalanya dan mengelus bahu Sania agar putrinya tidak panik karena riasan make upnya yang menurut Sania terlalu tebal.
"Alhamdulillah" gumam Sania lirih.
"Terimakasih Sovia kamu memang ter the best deh" girang Sania dan berhambur memeluk Sovia yang sedari tadi hanya mematung melihat percakapan antara tante dan sepupunya itu.
"Iya sama-sama kamu juga the best cantikku yang bentar lagi nikah" ejek Sovia pada Sania yang mendapat tatapan aneh dari Sania.
"Sudah ayo berangkat jangan berantem nanti terlambat loh" dengan menegur Sang ibu menengahi perdebatan antara Sania dan Sovia.
"Iya tante" singkat Sovia
"Iya ibu terimakasih juga ya bu buat pujiannya dari ibu, Sania cantik juga karena ibunya cantik" puji Sania dengan berjalan kearah ibunya dan berhambur memeluk sang Ibu yang berada didepan pintu kamarnya.
"Iya sama-sama sayangnya ibu yang udah besar tapi tetap saja manja" goda sang ibu dengan membalas pelukan dari Sania yang masih setia memeluk erat sang ibu.
****
Keluarga Sania pergi ke gedung Adipura yang terletak didekat alun-alun kota Wonosobo, memang acara wisuda ini tidak dilaksanakan diarea ataupun gedung sekolah karena tempat dan gedung di SMA Sania tidak sebesar gedung Sasana Adipura jadi mengingat banyak murid serta banyaknya wali murid dan keluarga yang datang alhasil wisuda bertempat di gedung Adipura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...