Selamat siang menjelang sore hehe
Saya up lagi nih lagi pen nulis banyak
Jadi bisa nyenengin pembaca sekalian
Selamat membaca
*
*
*"Kenapa selalu kamu yang terkena imbasnya, maafkan saya yang tidak bisa menjagamu. Maaf"
***
Rara dan Suci terus saja mencari dimana keberadaan Sania. Mereka sudah berkeliling sekitar toilet bahkan halaman dan juga koridor kampus namun tetap saja tidak menemukan keberadaan Sania.
"Ya Allah Sania kamu dimana sih jangan bikin khawatir kita dong ish" gerutu Rara dengan menghentakkan kakinya karena kesal.
"Sabar Ra, ayo kita cari lagi kali aja habis ini ketemu" Suci berusaha menenagkan Rara dengan menepuk bahu Rara agar tidak emosi. Suci paham jika Rara sudah khawatir pasti emosinya akan meningkat.
Saat Suci dan Rara sedang bingung mau kemana lagi mencari keberadaan Sania. Tiba tiba mereka dikagetkan dengan Gus Aji yang sudah berada didepan mereka dengan tetap berjarak agar tidak menimbulkan fitnah.
"Asaalamualaikum" Salam Gus Aji pada Suci dan Rara.
"Waalaikum salam" jawaban salam Suci dan Rara secara bersamaan dan dengan menundukkan kepala.
"Kenapa kalian berada diluar aula dan kenapa cuma berdua, biasanya bertiga bersama Sania" to the point Gus Aji menanyakan keberadaan Sania yang tidak bersama kedua temannya ini.
Bingung itu yang dirasakan Rara dan Suci, mereka gugup juga takut jika harus berkata bahwa Sania belum kembali dari toilet setelah setengah jam yang lalu berpamitan.
Dengan menunduk dan menghembuskan nafas, akhirnya Rara memberanikan menjawab pertanyaan Gus Aji.
"Em itu anu Gus, Sania itu.. aduh, kamu saja yang bilang Ci" gugup Rara menjawab pertanyaan Gus Aji.
"Itu apa katakan saja" tegas Gus Aji yang sudah khawatir dengan Sania, ia yakin sudah terjadi sesuatu dengan Sania. Walaupun ia harus tetap berpikir positif
"Itu Gus maaf saya sama Rara sedang mencari Sania yang belum kembali dari toilet setelah setengah jam yang lalu ia ijin" jelas Suci dengan menunduk dan memilin ujung jilbabnya karena takut akan dimarahi Gus Aji.
"Astagfirullah, kenapa tidak bilang dari tadi. Ya sudah mari kita cari" raut wajah Gus Aji langsung menunjukkan kekhawatirannya, didengar dari jawabannya saja sudah sangat terlihat jika ia khawatir.
"Baik Gus" jawab Rara dan Suci bersamaan
"Begini saja, kita berpencar. Kalian ke utara saya ke selatan" Saran Gus Aji sebelum mereka melanjutkan mencari Sania.
"Baik Gus, kami manut saja" pasrah Rara dan diangguki oleh Suci tanda ia juga setuju.
"Ya sudah saya permisi dulu, assalamualaikum" pamit Gus Aji yang langsung melenggang pergi setelah mengucap salam. Terlihat ia sangat khawatir.
Mereka bertiga terus saja mencari keberadaan Sania. Ralat maksudnya berpencar mencari Sania.
Gus Aji mencari Sania disekitar area aula, koridor hingga beberapa ruang kelas serta gudang sudah ia putari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...