"Entah mengapa aku ragu, tapi aku harus menjalaninya. Ini keputusanku, semoga menjadi yang terbaik
Bismillah"Sania Putri Maheswara
****
Kamar Sania
Sejak aku kembali ke kamar setelah berbincang dan mendapat nasihat dari ayah dan ibu, aku masih terjaga dan memikirkan kata-kata budhe tentang perjodohan dan pesantren, bagaimana bisa pesantren? Aku bukan siapa-siapa dan mau dijodohkan dengan anak seorang kiyai pemilik pesanteen mau jadi apa aku? aghhh
Aku mengacak jilbabku frustasi, tapi mau bagaimana lagi ini sudah keputusanku, aku harus menjalaninya semoga jadi yang terbaik.
Aku berusaha memejamkan mata, namun tetap tidak bisa sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 22.30 biasanya aku sudah tidur karena nanti bangun pukul 03.00 dan menjalankan solat tahajjud seperti biasanya. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil air wudhu dan melaksakan solat dua rekaat setelah itu berdoa dan mohon yang terbaik untukku pada sang penciptaku.
"Ya Allah Ya Robb, hamba berserah memohon ampun kepada Engkau. Ampunilah dosa hamba, dosa kedua orang tua hamba serta dosa saudara saudara hamba. Jagalah mereka seperti Engkau menjagaku dengan nikmat yang selalu Engkau berikan pada hamba Ya Allah.
Ya Allah hamba bingung, berilah petunjukMu kepada hamba tentang keputusan hamba menerima perjodohan itu Ya Robb sesungguhnya hamba hanya bisa memohon dan meminta yang terbaik dari Engkau Ya Allah. Semoga ini keputusan yang terbaik untuk hamba Ya Allah, hamba akan mencintai calon yang sudah dijodohkan oleh hamba hanya karena Engkau Ya Allah, mudahkanlah dan tumbuhkanlah cinta jika memang ia yang terbaik untuk hamba Ya Robb, aamiin.****
Sania berdoa sambil terisak hingga akhirnya matanya sembab dan menyebabkan kantuk melanda Sania. Setelah melepas muknanya Sania bergegas menaiki tempat tidurnya dan memulai membaca doa hingga terlelap dalam tidur dan mimpinya.
Waktu begitu cepat hingga tak terasa Sania kembali bangun disepertiga malamnya karena memang sudah terbiasa jadi Sania langsung mengambil air wudhu dan dilanjutkan solat tahajjud dan istiqharah agar mendapat jawaban dan ketenangan hati untuk Sania dengan keputusan Sania menerima perjodohan itu.
Kegiatan setelah solat biasa Sania membaca Al-Qur'an dan berdzikir sembari menanti waktu subuh datang. Sania memang rajin dari kecil ayah dan ibunya sudah mengajarkan solat malam dan rutin membaca Al-Quran agar hatinya selalu tenang.
****
Pagi sudah menampakkan sinarnya, tampak keluarga kecil yang selalu rukun sedang menikmati sarapan paginya yang sudah tersedia dimeja makan.
"Assalamu'alaikum ayah ibu selamat pagi" Sapa Sania setiap pagi, sederhana namun manis.
"Wa'alaikum salam sayang, pagi kembali" selalu begini. Menjawab dengan kompak dan bersama, indahnya keluarga kecil ini.
"Ciee barengan gitu so sweetnyaa" goda Sania pada kedua orang tuanya.
"Kamu kenapa nak, orang tua romantis dikatain, nanti kalau sudah menikah juga kamu ngerasain sendiri sayang" ujar ibu sambil tersenyum menggoda.
"Ih ibu kok jadi aku yang kena sih" kesal Sania pura-pura merajuk.
"Iya sayang bener kata ibumu, nanti juga ngerasain sabar ya sayang" goda ayah yang membuat Sania mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah ayo yah kita berangkat keburu siang yah" ujar Sania mengalihkan pembicaraan.
"Iya udah ayo, kamu pamit dulu sama ibumu" ujar ayah dan diangguki oleh Sania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...