55

13.5K 555 17
                                    

"Kamu akan tahu seberapa manja pasanganmu ketika dia sakit"

****

Kamar Sania

Malam hari selepas acara, semua tamu undangan dan para sahabat Sania maupun gus Aji sudah pulang begitu juga dengan keluarga kyai Sulaiman.

Sania dan gus Aji sudah berada dikamar Sania. Suasana hanya hening, mereka diam memikirkan masalah masing masing. Sampai akhirnya mereka bersuara.

"Sania..."

"Abi..."

Ya mereka memanggil bersama, entahlah apa mereka memang sehati, mungkin begitu.

"Kamu saja dulu" titah gus Aji.

"Em itu abi mandi dulu nanti pakaiannya saya siapkan" ucap Sania malu malu.

"Baiklah, saya akan mandi dulu" ucap gus Aji langsung beranjak dari duduknya.

Gus Aji mulai melangkah menuju kamar mandi sesuai suruhan Sania.

"

Abi" panggil Sania yang membuat gus Aji berhenti dan berbalik arah melihat yang memanggil namanya.

"Daleem" ucap gus Aji semanis mungkin

"Itu bi emm koper abi dimana, Sania mau siapin pakean abi" jelas Sania dengan gugup, sudah pasti pipinya merona.

"Oh itu disebelah lemari kamu" jawab gus Aji dengan menunjuk kopernya.

"Oh ya sudah bi boleh mandi" ucap Sania dengan menyembunyikan rona merah dipipinya.

Gus Aji kembali melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk melanjutkan ritual mandi yang tadi terjeda karena Sania.

Sania sendiri sedang melepas hiasan yang ada dikepalanya dan mengganti jilbab pengantin dengan khimar biasa, make upnya juga sudah ia hapus tinggal mandi dan mencuci muka agar bersih.

Sania merasa badannya kali ini benar benar lelah terlebih ia belum kedatangan tamu bulanan yang harusnya sudah tiga hari yang lalu namun ini mundur entah kapan datangnya.

Gemercik air sudah tidak terdengar dari arah kamar mandi, kemungkinan gus Aji sudah selesai mandi. Untung saja Sania sudah menyiapkan pakaian untuk gus Aji.

Benar saja pintu kamar mandi tampak terbuka dan muncul lah gus Aji yang baru saja mandi dan terlihat lebih segar dari sebelumnya.

Sania pula sudah bersiap akan mandi. Ia membawa baju dan handuk serta perlengkapan lainnya. Jujur saja ia malu jika harus mengganti pakaiannya didepan gus Aji walaupun mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri namun masih harus beradaptasi lagi.

"Pakaian abi ada ditepi ranjang ya, Sania mau mandi dulu" pamit Sania. Gus Aji mengangguk mengiyakan apa kata Sania.

"Terimakasih Sania" ucap gus Aji yang masih didengar oleh Sania yang melangkah menuju kamar mandi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 lima belas menit sudah Sania mandi namun tidak kunjung selesai. Suara kran air juga masih terdengar.

Sebenarnya gus Aji sama dengan Sania lelah. Siapa yang tidak lelah seharian full melayani tamu undangan, walaupun ia juga bersyukur begitu banyak kerabat dan saudara yang datang untuk mendoakan pernikahannya.

Perhatian gus Aji teralih ketika pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan wajah cantik Sania namun pucat, itulah yang membuat gus Aji khawatir hingga bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri istrinya yang sepertinya tidak baik baik saja.

Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang