Maaf updatenya malam
Happy Reading...
🌼
"Berawal dari terpaksa jadi terbiasa"
****
Malam ini Sania sangat cantik, ya meskipun hari hari biasanya dirinya juga cantik. Ia memakai gamis berwarna maroon dengan pita hitam diujung lengannya yang menambah kesan cantiknya serta jilbab hitam syar'i jadi menutup bagian dada dan juga menjuntai panjang ke belakang.
Gus Aji sendiri tak kalah mempesona, ia memakai koko putih dengan saruh garis hitam serta jas hitam dan peci hitam yang menambah kesan ketampanan serta kewibawaannya.
"Sudah siap" tanya gus Aji setelah mengucap salam dan duduk ditepi ranjang kamar mereka.
"Sebentar bi masih susah pasang brosnya" kesal Sania dengan menunjukkan bros yang masih ia pegang bersamaan dengan ujung jilbab yang akan ia beri bros.
Gus Aji terkekeh dengan kelakuan Sania. Apa dia tidak bisa minta tolong suaminya saja, apa justru malu jika harus meminta bantuannya.
"Sini abi pasangkan" Sania menautkan kedua alisnya dengan pernyataan suaminya itu. Batinnya apa suaminya bisa?
"Jangan ngremehin abi ya, abi bisa" Sania tersentak kaget mendengar pernyataan suaminya. Sejak kapan ia merangkap menjadi seorang cenayang?
"Siapa yang bilang abi gabisa?" Tanya Sania dengan memberikan bros yang ada ditangannya.
Gus Aji langsung saja memasangkan sesuai keinginan Sania. Dan hasilnya pun membuat Sania tersenyum. Pas batin Sania.
"Sudah selesai, cantik" ucap gus Aji dengan mencubit pipi Sania.
Yang dicubit justru memanyunkan bibirnya. Pertanda ia kesal, namun berbeda dengan pipinya yang memerah pun ia tidak menggunakan blushon, ya Sania blushing.
"Sakit abi" protes Sania dengan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Cie blushing, jadi makin gemes lihatnya" goda gus Aji yang membuat Sania semakin merah pipinya.
"Abiiii" teriak Sania dan seketika tawa gus Aji pecah melihat wajah istrinya.
Berbeda dengan Sania yang justru semakin memanyunkan bibirnya.
"Yaudah maafin abi, yuk kebawah sudah ditunggu yang lain" Sania mengangguk lalu berjalan mengikuti gus Aji yang akan melangkahkan kakinya.
Keluarga Sania sudah datang sejak ba'da mahrib, mereka sudah berkumpul bersama dengan keluarga dalem.
Terlihat ibu dan ayah Sania sedang berbincang dengan kedua orang tua gus Aji.
Sedang ning Ela hanya duduk disamping nyai Latifah mendengarkan pembicaraan para orang tua yang lebih banyak tentang cucu.
"Nah itu dia yang ditunggu" ucap nyai Latifah yang melihat pasangan pengantin ini turun menuju ruang tengah keluarga ndalem.
Semua yang ada diruangan pun mengikuti arah pandang nyai Latifah. Tampak semua keluarga tersenyum melihat keakraban serta keserasian sepasang pengantin ini.
"Sini duduk nak" Sania mengangguk sedang gus Aji sudah memposisikan dirinya duduk dekat dengan sang abi.
"Kamu ikut umi sama ibu serta ning Ela duduk didepan dikursi khusus ya nduk" pinta nyai Latifah.
Sania yang terkejut pun menundukkan kepala dengan melirik gus Aji, berharap suaminya peka dengan keadaannya saat ini.
"Emm itu umi. ."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...