"NikmatMu memang selalu membuatku bahagia. Terimakasih Ya Robb"
****
Siang harinya setelah sholat dzuhur Gus Aji beserta kedua sahabatnya bergegas kembali ke dhalem karena ingin menyelesaikan hafalannya.
Saat yang ditunggu Mirna yang baru saja keluar dari masjid dan bertemu dengan rombongan Gus Aji. Mirna masih saja ingin tahu jawaban dari Gus Aji tentang pernyataannya.
Mirna segera menghampiri Gus Aji dan kedua sahabatnya. Saat ini memang Mirna sendiri karena Ika kedatangan tamu bulanan alhasil Mirna kemasjid sendiri.
"Assalamu'alaikum" Salam Mirna pada Gus Aji dan kedua sahabatnya.
"Wa'alaikum salam" jawab mereka bersamaan.
"Maaf mbak ada apa ya kenapa sampean mengkampiri kami?" Pertnyaan dari Fiqi memang selalu sopan.
"Maaf ustad saya ingin bertanya dengan Gus Aji" Dan beginilah Mirna tak kalah sopan.
"Silahkan, tapi mereka harus disini agar tidak menimbulkan fitnah" masih dengan wajah datar dan dingin gus Aji mempersilahkan.
"Maaf Gus saya masih bingung dengan jawaban Gus Aji tadi pagi, apa Gus bisa menjelaskan" bingung Mirna meminta penjelasan karena memang Mirna sendiri tidak paham sama sekali dengan jawaban Gus Aji.
"Jika kamu mengagumi doakan minta dengan penciptamu agar bisa bersanding dengannya karena ijin Nya" sudah jelas disini? Gus Aji sangat menghargai apa pernyataan Mirna, namun tak bisa jika terus-terusan dikejar seperti ini, ia risih.
"Maaf kami permisi, assalamu'alaikum" pamit Gus Aji meninggalkan Mirna lagi.
"Wa'alaikum salam" dari jawaban salamnya Mirna terdengar sangat kecewa karena secara tidak langsung Gus Aji tidak suka dengan cara ia mengungkapkan.
****
Tok...tok..tok
"Assalamualaikum Mas Aji, Ning boleh masuk" Salam dan tanya Ning Ela pada Gus Aji.
"Wa'alaikum salam, masuk saja Ning ndak mas kunci"Gus Aji mempersilahkan adiknya masuk tanpa mengalihkan pada buku hadist yang masih dibacanya.
"Terimakasih mas" tulus Ning Ela pada Gus Aji yang mengangguk dan tersenyum pada Ning Ela.
"Mas Ning mau tanya sama mas"tumben Ning Ela bertanya dengan wajah seriusnya.
"Tanyakan saja Ning, jika mas bisa jawab insyaallah mas jawab" ning Ela mengangguk.
"Mas nanti kalo sudah menikah mau tinggal dimana" gus Aji menautkan kedua alisnya bingung, kenapa adiknya bertanya begitu?
"Kenapa tanya seperti itu Ning?" Bingung Gus Aji pada Ning Ela karena Gus Aji merasa ada yang aneh dengan perranyaan sang adik.
"Ndak pa-pa mas, jawab dulu nanti Ning kasih tahu" baiklah, gus Aji mengangguk dan menghela nafasnya.
"InsyaAllah mas tetap tinggal di dhalem bersama umi,abi, sampean dan juga istri mas nantinya" jawaban Gus Aji yang langsung mendapat pelukan dari Ning Ela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...