16(Revisi)

12.1K 424 1
                                    

"Siap tidak siap jika sudah waktunya memang harus tetap dihadapi"

~Sania Putri Maheswara

*****

Malam harinya seperti biasa keluarga Maheswara makan malam bersama. Menghabiskan waktu bersama dengan keluarga kecil mereka karena pekerjaan jadi mereka sangat memanfaatkan waktu dan moment langka yang jarang mereka lakukan namun sebisa mungkin harus dilakukan.

Selesai makan mereka melanjutkan bercerita tentang hari mereka. Memang keluarga ini sangat terbuka hingga terlihat selalu bahagia.

Hingga tiba-tiba Sania mengeluarkan suaranya untuk ijin pergi jalan-jalan bersama teman-temannya.

"Ayah, ibu besok Sania minta ijin ya mau jalan-jalan sama Aisyah sama Ida juga" dengan hati-hati Sania meminta izin pada kedua orangtuanya.

"Mau jalan-jalan kemana sayang?" Bu Iza menatap putrinya sekaligus bertanya pada Sania, putrinya.

"Paling ke mall bu lagian kan Sania sudah selesai ujiannya tadi jadi pengen refresh otak bu" jujur Sania.

"Bagaimana ujian terakhirmu tadi sayang" ayah berusaha bertanya setelah sedari tadi hanya diam menyaksikan kedua bidadarinya berinteraksi.

"Alhamdulillah yah banyak yang Sania bisa, doain Sania lulus dan mendapat nilai yang memuaskan ya yah bu" pinta Sania pada kedua orang tuanya.

"Iya sayang ibu sama ayah selalu doain yang terbaik untukmu" ibu Iza mengusap pucuk kepala Sania dan diakhiri dengan tersenyum.

"Makasih yah bu, makasih sudah selalu ada buat Sania" lagi-lagi ucapan Sania kembali sendu.

"Sama-sama sayang ayah sama ibu bangga dan bahagia mempunyai anak secantik kamu" ujar ayah sembari tersenyum dan melanjutkan ucapannya.

"Oya besok ayah ijinin kamu jalan-jalan sama teman-temanmu tapi kalo bisa pulang cepet ya soalnya besok mau ada tamu" dengan senang hati Sania mengangguk karena sang ayah yang mengijinkannya pergi.

"Memangnya besok ada acara apa yah tumben suruh pulang cepet" bingung Sania.

"Sayang besok mau ada tamu budhemu sama calon yang mau dijodohkan denganmu" bukankah ini lebih mengejutkan dari pada perihal perjodohan waktu itu?

Degh

"Ca..calon yang dijodohkan sama Sania bu?" Kaget Sania dengan gugupnya.

"Iya sayang makanya ayah ngelarang kamu pulang telat" ujar ayah dan diangguki oleh ibu.

"Ja..jadi perjodohannya besok yah" gugup Sania lagi yang kembali bertanya.

"Iya sayang besok, persiapkan diri kamu ya nak ini sudah keputusanmu" sebagai ayah Ilham hanya bisa menyemangati putrinya ini.

"Apa tidak terlalu cepat yah kan Sania belum lulus belum juga wisuda yah" protes Sania pada ayahnya.

"Tidak sayang, kata budhemu semakin cepat semakin baik agar terhindar dari zina sayang" Sania menghela nafasnya, mau bagaimanapun tetap akan melewati proses ini. Dengan ibu Sani mengusap punggung Sania memberikan semangat pada putrinya.

Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang