Assalamualaikum
Terimakasih untuk 6k nya readers
Saya update lagi buat yang udah baca
Tetep stay ya
Insyaallah bakal up setiap hari kalo ga ya tetep dua hari sekali
Selamat membaca
*
*
*"Sania kamu yang dulu duduk menangis dilantai karena sakit perut. Itu kamu?"
****
Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 itu artinya tidak ada waktu lama untuk bertemu Sania.
Sampai didepan pintu kamar Ning Ela, Gus Aji mengetuk pintu takutnya Sania sedang istirahat ataupun melakukan aktifitas yang lain.
"Assalamualaikum" pintu kamar Ning Ela terbuka karena ketukan dan ucapan salam dari Gus Aji.
"Waalaikum salam, wah ada temannya mbak Sania sama mas Rasyid juga" mata Ning Ela berbinar melihat kedatangan teman teman dari Sania, semoga saja bisa membuat mbak Sanianya cepat sembuh. Batin Ning Ela.
"Ada siapa nduk, suruh masuk saja" titah Nyai Latifah dari dalam kamar Ning Ela dan masih setia duduk didekat Sania yang bersandar dikepala ranjang.
"Nggeh mi" jawab Ning Ela
"Monggo masuk mbak mas" titah Ning Ela yang mendapatkan anggukan dari mereka.
"Matursuwun Ning" dengan senyum tulus tiga wanita teman Sania mengucap terimakasih dan melangkahkan kaki masuk kekamar Ning Ela.
"Sami sami mbak, monggo" serah Ning Ela mempersilahkan.
Sampai didalam kamar Ning Ela. Baik Sania ataupun Rasyid tercengang. Bedanya Rasyid kaget karena Sania yang dimaksud adalah Sania teman semasa sekolah menengah atas dan untuk Sania masih bingung kenapa bisa kembali bertemu dengan Rasyid dikamar Ning Ela. Pertanyaan yang Sania pikirkan adalah siapa Rasyid sebenarnya.
****
Rasyid
Aku menyamai langkah mas Aji untuk ikut menjenguk Sania yang dimaksud Rara teman semasa Tsanawiyah dulu. Entah kenapa pikiranku tertuju pada Sania teman semasa SMA dulu. Ah ini membuatku pusing sendiri. Aku pastikan saja setelah bertemu dengan Sania yang ini.
Pintu kamar terbuka dengan menampakkan wajah Ning Ela yang sangat antusias. Entah kenapa anak ini memang selalu ceria dan manja. Sampai terdengar suara budhe yang mengintruksikan untuk masuk.
Kami tepatnya aku, mas Aji dan diikuti mbak Zahra, Rara dan Suci masuk dan melihat kondisi wanita yang masih terduduk dengan wajah pucatnya bersandar pada kepala ranjang. Aku dan wanita itu sama sama tercengang. Ternyata
"Sania ka..kamu.." entah kenapa aku memanggilnya, aku sendiri lupa disitu ada budhe yang masih duduk disampingnya.
"Loh Rasyid kamu mondok disini" aku melihat Sania membulatkan mata tanda ia juga terkejut. Sedang yang lain hanya saling pandang tidak mengerti kenapa aku dan Sania saling terkejut seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...