18(Revisi)

12K 428 2
                                    

"Nikmatilah, mengeluh hanya akan membuatmu merasa lebih berat"

****

"Asiyappp" jawaab Aisyah dan Ida kompak.

"Jadi gini dulu waktu aku hampir kecopetan itu yang nolongin mas Aji jadi aku kenal gara-gara waktu itu, terus pas waktu aku ke toko kue yang dianter kalian berdua aku juga ketemu Mas Aji ambil kue pesenan uminya katanya sih gitu." Jeda beberapa detik " Terus pas aku pergi ke toko buku aku gak sengaja nabrak adinya mas Aji dari situ aku mulai akrab sama dia" Jelas Sania menceritakan pertemuan antara Sania dan Gus Aji.

"Oh" jawab Ida dan Aisyah bersamaan dengan mengangguk-anggukkan kepala mereka. Songong bukan?

"Tapi kamu kenal ndak sama dua temen Mas Aji itu?" Introgasi Aisyah

"Ya ndak lah ketemu aja baru tadi kan" Sania menggeleng dengan disertai jawaban jujurnya.

"Yah kirain tau" kenapa dia? Jelas Ida dengan nada sedihnya setelah Ida hanya diam dan memperhatikan cerita dari sahabatnya.

"Kamu kenapa Da?" Bingung Aisyah.

"Ndak... Ndak papa kok" gugup Ida.

"Wah-wah kamu suka sama temannya mas Aji tadi?" Introgasi Sania merasa penasaran dengan sikap Ida yang tiba-tiba berubah.

"Haha ya n..ndak lah baru aja ketemu masa udah suka" terlihat aneh Ida tertawa namun masih gugup membuat Aisyah dan Sania tertawa.

"Kalian kenapa?" Ida bingung dengan mengerutkan kedua alisnya.

"Ndak ndak papa Da kamu lucu Ya Allah" Sania menggeleng sambil tertawa menertawakan Ida.

"Iya Da kamu lucu banget, ndak bisa bohong dari wajah kamu keliatan kalo kamu suka sama temennya Mas Aji" jelas Aisyah yang membuat tawa Sania semakin pecah namun berbeda dengan Ida yang kesal dan memanyunkan bibirnya.

"Sudahlah Da kamu tidak pandai berbohong, kalo suka bilang saja siapa tau cintamu terbalaskan" Sania berusaha meyakinkan Ida.

"Iya aku cuma mengagumi kok, aku ndak mau berharap selain kepada Allah" bijak Ida yang mendapatkan tepukan tangan dari Aisyah.

"MasyaAllah, alhamdulillah kalo begitu aku juga setuju Da" dengan mengangguk menyetujui ucapan Ida dan berakhirlah Sania tersenyum manis.

"Sejak kapan kamu bijak Da?" Ejek Aisyah pada Ida.

"Ish si Isah temen udah mau berusaha baik palah tanyanya kaya gitu" kesal Ida pada Aisyah.

Sania dan kedua sahabatnya saling bercerita hingga pesanan makanan merka datang dan memutuskan untuk makan.

Saat makan mereka sangat menikmati tidak ada yang bercerita hingga makanan mereka habis tiada sisa sama sekali.

Dan saat mereka kembali bercanda Aisyah ingat jika kemarin Sania ingin akan bercerita tentang perubahan jadwal main mereka.

"San kamu masih hutang cerita ya" Sindir Aisyah pada Sania.

"Hehe iya-iya aku ingat kok, cerita aja kalian inget terus" ujar Sania dengan menggaruk belakang kepalanya yang tertutup jilbab padahal tidak gatal sama sekali.

Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang