Saya update lagi
Semoga suka sama part ini yaa
Selamat tahun baru islam 1441 Hijriyah. Semoga ditahun ini dan seterusnya kita bisa tetap istiqomah dalam memberbaiki diri dan dalam kebaikan. Aamiin
Happy Reading❤️
🌼
"Jangan hiraukan apa yang mereka katakan. Mereka hanya tahu luarnya tanpa mengetahui dalamnya dan ikuti saja apa kata hatimu"
****
Satu minggu sebelum harlah sudah tampak sangat sibuk baik para santri ataupun keluarga dalem, ditambah lagi persiapan untuk resepsi pernikahan gus Aji dan Sania.
Tampak gus Aji dan ketiga sahabatnya serta beberapa santri putra tengah sibuk mempersiapkan dan mendata perlengkapan apa saja yang kurang untuk kegiatan harlah tahun ini.
"Gus rencana resepsi mau dimana?" Gus Aji berhenti memindahkan perlengkapan yang akan dibutuhkan untuk harlah karena pertanyaan yang Fiqi lemparkan padanya.
"Insyaallah diaula Fiq kalau ndak ada perubahan" Fiqi tampak mengangguk dengan jawaban gus Aji. Selebihnya tiga pemuda ini memilih melanjutkan mendata dan mengangkat barang seperti terpal yang pasti dibutuhkan untuk alas ataupun penutup tenda nantinya.
Sementara dipondok putri semua masih berkutat dengan alat kebersihan, seperti saat ini. Semua santriwati tampak sangat aktif dengan kegiatan bersih mereka.
Dimulai dari kamar hingga halaman pondok dan juga masjid serta tamaan semua mereka bersihkan tanpa ada kotoran sedikitpun.
"Ra, Sania kalian lihat gamisku yang pink ndak, kok ndak ada ya" Sania dan Rara yang merasa terpanggil langsung menghampiri sumber suara.
"Ada apa sih Ci teriak teriak segala" kesal Rara yang melihat Suci selalu saja teriak jika barangnya ada yang hilang.
"Hehe..kalian lihat ndak gamisku" Sania susah menggeleng karena memang tidak tahu, sedang Rara sudah berkacak pinggang karena tingkah Suci yang sudah terlewat biasa jika masalah seperti ini.
"Kamu ini masih muda sudah pikun saja, bukannya gamismu kemarin dicuci? Tuh masih dijemuran Ya Robbi, punya sahabat pelupa banget huh!" Kesal Rara dengan gaya mengelap keningnya seperti berkeringat banyak.
"Hehe iya ding lupa aku" Sania hanya terkekeh dan menggelengkaan kepala karena tingkah sahabatnya ini. Sedang Rara sudah memanyunkan bibirnya karena ulah Suci.
"Makanya dicari dulu yang bener Ci, dah tuh minta maaf sama Rara biar ndak kesel lagi Raranya" titah Sania yang dilakukan oleh Suci.
"Ra maaf ya hehe kan klalen ora kelingan" dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya menjadi huruf v beserta cengiran khasnya.
"Iya sama sama, aku juga minta maaf sudah marah sama kamu tadi" ketiganya tertawa, entahlah sekesal apapun jika sudah saling memaafkan mereka akan cair dan kembali tertawa tanpa ingat hal yang sudah membuat tegang.
Suasana kembali cair setelah kejadian dimana Suci yang pelupa membuat mereka semua ikutan mencari barang Suci yang sebenarnya tidak hilang.
****
Kyai Sulaiman beserta nyai Latifah sedang berdiskusi tentang persiapan harlah tahun ini. Meskipun sudah ada panitia dan penanggung jawab disetiap bidang namun tetap saja disini beliau yang menjadi tuan rumah serta pelaksana acara.
Gus Aji sudah meminta bagian agar tata panggung dan dekorasi ia dan teman temannya yang mengurus. Kyai dan nyai sangat setuju akan usulan yang diberikan gus Aji dan ketiga temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...