"Saya bertemu denganmu kembali, saya senang dan tenang melihat wajahmu. Meski saya tahu itu dosa dan termasuk zina. Maafkan saya"
~Gus Muhammad Aji Alfarizi
****
Setelah insiden Gus Aji yang tidak sengaja menabrak seorang perempuan tadi. Diperjalanan menuju dhalem Gus Aji terus saja beristigfar dan memohon ampun pada Allah karena telah menabrak seorang perempuan. Sampai saat di dhalem pun Gus Aji masih saja beristigfar, sampai Nyai Latifah atau umi Gus Aji aneh melihat kelakuan putra sulungnya ini.
"Assalamu'alaikum" salam Gus Aji ketika didepan dhalem sambil terus beristigfar dan segera mencium punggung tangan Nyai Latifah dengan takdzim.
"Wa'alaikum salam, masuk mas" Nyai Latifah mempersilahkan masuk.
"Nggeh umi, astagfirullahaladzim" Gus Aji mengiyakan sembari tetap beristigfar hingga membuat sang umi keheranan.
"Sampean kenapa to le kok aneh gitu masa sama uminya istigfar terus" Bingung Nyai Latifah yang melihat tingkah aneh sang putra.
"Ngapunten umi, mas tadi tidak sengaja menabrak mbak-mbak sewaktu mau ke sini mi, jadi mas beristigfar mas takut mi" jujur gus Aji dengan gugup dan tatapan tertunduknya.
"Astagfirullah mas sampean ndak pa-pa?" Cemas nyai Latifah, lalu kembali berkata "Hati-hati to mas, sudah minta maaf sama mbaknya?" Lanjut tanya nyai Latifah pada sang putra.
"Alhamdulillah sampun mi" ujar Gus Aji dengan mengangguk namun tetap menunduk.
"Ya sudah duduk dulu le, gini umi mau bicara sama sampean" Nyai Latifah menggiring sang putra untuk duduk di ruang tamu dhalem yang kebetulan sepi ini.
"Enggeh pripun mi, wonten nopo?" Lanjut gus Aji setelah duduk disamping sang umi.
"Gini le adikmu Ning Ela mau pergi ke toko buku dikota kebetulan temannya ataupun abi ndak bisa mengantarnya jadi umi minta tolong sama sampean temani adikmu ke toko buku ya mas, bisa kan mas? Nanti sampean pake saja mobil abi sampean, tidak usah memakai motor nanti dilihat santri lain jadi fitnah padahal sampean kan kakaknya Ning Ela" ujar nyai Latifah menjelaskan dengan detailnya.
"Nggeh umi insyaallah mas saget mi" Gus Aji menyanggupi dengan halus.
Saat mereka sedang asik berbicara melepas rindu karena tidak setiap hari Gus Aji pergi ke ndalem jadi Nyai Latifah dan Gus Aji menghabiskan waktu luang bersama, sampai membicarakan tentang apapun namun pembicaraan ini lebih dominan ke arah pesantren.
"Assalamu'alaikum" salam gadis manis yang ternyata Ning Ela ini sembari berlari.
"Wa'alaikum salam" kompak Umi dan Gus Aji bersamaan.
"Kamu kenapa Ning kok lari-lari" khawatir nyai Latifah yang takut terjadi sesuatu dengan sang putri.
"Mboten kengeng nopo-nopo umi, Ning kangen kaleh mas" nyai Latifah menggeleng dan tersenyum menyaksikan putrinya yang sudah tersenyum dan memeluk sang kakak dengan segala kerinduannya.
"Ya Allah Ning sampean ada-ada saja, mas juga kangen sama sampean Ning" Gus Aji membalas pelukan dari Ning Ela dengan penuh rindu dan sayang pada sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...